Bersepeda di Masa Pandemi
Masa pandemi yang menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah membuat masyarakat merasa bosan dengan aktivitas yang begitu-begitu saja, menonton serial Netflix, bolak-balik scrolling Instagram, membaca thread selebtwit di Twitter, dan ngemil makanan rumah yang tiada henti. Aktivitas yang dilakukan berulang-ulang setiap hari. Sebagai mahasiswa yang aktif bergaul dengan teman-teman di luar rumah, tentunya lockdown menjadi bencana bagi saya. Walaupun saya sempat menikmati masa pandemi sebagai sarana untuk me time, seperti berefleksi, mempelajari sesuatu yang belum pernah saya pelajari, dan memanfaatkan waktu luang untuk menikmati kehangatan keluarga. Seperti halnya kesabaran. nampaknya kenyamanan memiliki batas. Rasanya tak sanggup untuk bertahan lama-lama di dalam rumah, entah mengapa. Nampaknya, hal ini tidak hanya terjadi kepada saya, namun juga terjadi kepada masyarakat pada umumnya.
Pada masa-masa saat ini, keluangan waktu menjadi hal yang menimbulkan masalah. Kegabutan yang melanda seolah memaksa untuk tetap melakukan sesuatu. Untuk mengatasi kegabutan tersebut, olahraga menjadi hal menarik untuk dilakukan, seperti layaknya kebanyakan teman-teman saya di sosial media, mem-posting foto atau video workout adalah kegemaran baru saat ini. Namun sayangnya, workoutadalah kegiatan olahraga yang dilakukan seorang diri, dan bisa dilakukan di dalam rumah. Sedangkan untuk menghilangkan kebosanan di rumah, dibutuhkan kegiatan olahraga yang mengharuskan pelakunya berada di luar rumah, tanpa harus berkumpul dan tetap memberlakukan physical distancing agar senantiasa aman dari penyebaran COVID-19. Apakah itu? Bersepeda!
Menggowes sepeda berkeliling kota di sore hari yang indah, menikmati hangat matahari yang menembus daun di pepohonan yang rindang sembari mengeluarkan keringat yang tertahan karena terlalu malas untuk melakukan workoutdi rumah, bertemu dengan teman-teman sekedar untuk bersepeda bersama, tanpa bersentuhan badan dan tetap menjaga jarak aman menjadi obat penawar bagi kebosanan yang telah lama tertahan. Tetapi, tak semudah itu! Mungkin kekhawatiran orang tua akan menjadi rintangan yang menghadang, karena situasi pandemi belum mereda, bahkan penyebarannya masih tetap meningkat sampai saat ini. Namun, jangan khawatir! Komunikasi adalah kunci, berikan pengertian kepada orang tua bahwa kita akan tetap menghormati aturan yang ada, dan tetap berusaha untuk menjaga kesehatan bersama. When there is a will, there is a way.
By: M. Chairul Bari
Comments :