Pendidikan dan Passion sebagai Modal Bersaing di Dunia Kerja
Saat ini hampir semua orang berlomba-lomba untuk mengejar karirnya terutama bagi mereka yang masih muda dan memiliki cita-cita. Memang masa muda adalah masa dimana peluang dan kesempatan terbuka lebar untuk mereka yang hendak mengembangkan diri dan memperluas jejaring sosial. Namun, apakah bekerja adalah tujuan final dari apa yang kita lakukan selama ini? Sejak dulu kita dituntut untuk bersekolah dan berkuliah supaya dapat bekerja, memiliki penghasilan, lantas membeli rumah dan perabotan, kemudian menikah dan memiliki anak dan akhirnya hidup bahagia dan mapan. Namun, apakah semudah itu setelah lulus kuliah lantas akan dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan?
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah Angkatan kerja pada Februari 2020 meningkat menjadi 137,91 naik 1,73 juta sedangkan tingkat partisipasi Angkatan kerja (TPAK) turun sebesar 0,15 persen. Setahun terakhir ini pengangguran bertambah sebanyak 60 ribu orang dengan beberapa lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan dan penurunan persentase. Dalam sepuluh tahun belakang ini Indonesia berhasil menekan angka pengangguran yang mengindikasikan bahwa negara mampu menjaga stabilitas angka ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi semua kalangan.
Namun, yang perlu ditilik lebih dalam lagi adalah turunnya angka pengangguran tidak serta merta menghapus berbagai permasalahan pekerja di Indonesia. Karena pada dasarnya lapangan pekerjaan di Indonesia lebih mengutamakan pekerja yang berpendidikan rendah, namun terampil ketimbang yang berpendidikan tinggi dan terampil. Hal ini dilakukan agar pengeluaran perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin, Sehingga ini akan menjadi masalah mendatang bagi calon sarjana yang hendak berkecimpung di dunia pekerjaan.
Lantas apa yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan dan tetap berkarir? Pertama, usahakaan nilai di ijazah kuliah kamu tinggi. Karena bagaimanapun juga nilai dan prestasi di pendidikanmu akan mempengaruhi standar kualitasmu. Lalu setelah nilai akademismu tinggi, kamu imbangi dengan kemampuan, keterampilan yang mendukung profesi yang kamu inginkan. Ada baiknya pula mulai sekarang kamu perbanyak mengikuti kegiatan kampus agar jejaring sosial semakin luas dan peluang mengenal sesuatu yang baru semakin banyak. Tingkatkan softskill yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Gali lebih dalam passion apa yang selama ini terpendam. Meskipun tidak berkaitan dengan jurusan, namun tidak ada salahnya untuk diasah dan dijadikan peluang.
Kedua, jika sudah menemukan apa yang menjadi desire(Hasrat) pada diri untuk melakukan sesuatu, pertahankan! Meskipun akan ada banyak kendala untuk mempertahankan passion, terutama jika itu tidak berkaitan dengan jurusan yang ditempuh. Seringkali ada banyak cibiran datang dari sekitar. Namun, tidak menjadi masalah. Karena passion soal panggilan jiwa untuk melakukan sesuatu yang benar-benar dikehendaki tanpa ada desakan atau paksaan dari pihak luar. Itu murni dari jiwa terdalam seseorang untuk mengenali dan menjadi dirinya yang utuh. Siapa yang tidak suka melakukan pekerjaan seperti sedang bermain-main. Itulah hasilnya jika kamu melakukan sesuatu yang disukai dan dapat menghasilkan sesuatu berbentuk nominal dari itu pula. Seperti tidak ada beban dan nyaman dalam melakukannya.
Seperti paparan diatas mengenai angka pengangguran yang selalu menjadi masalah pada negara dunia ketiga seperti Indonesia, akan sangat sulit untuk berkarir jika tidak memiliki kemampuan menjual yang lain. Maka dari itu mulailah untuk memahami dan mengenal diri lebih jauh. Dengarkan panggilan hati yang seringkali tenggelam di tengah riuhnya aktivitas keseharian yang melelahkan. Karena pendidikan dan passion bernilai sangat mahal. Itu kemampuan alami yang diberikan semesta untuk dicari dan diasah, bukan ditunggu sembari duduk manis.
By: Intan Kusuma Anggraini / 2001559620
Comments :