Berbagai genre musik yang sedang berkembang di Indonesia 2019 kemarin, makin terus berkembang seiring pertumbuhan. Tidak hanya genre pop saja yang mampu naik di chart musik, genre dangdut, jazz, indie, bahkan rock yang dulu dijauhi oleh beberapa kalangan masyarakatpun, kini menjadi musik yang mampu diterima oleh hampir keseluruhan masyarakat karena itulah tren masa kini. Terutama para millenial zaman sekarang, mereka ingin terlihat beda dari kalangan lainnya dengan menyukai genre-genre musik yang edgy.

            Musik adalah salah satu bagian terpenting bagi sebagian masyarakat Indonesia. Dengan musik itu sendiri, kita  dapat menyampaikan intuisi perasaan kita dalam diri walaupun fungsi utama musik itu sendiri sebagai penghibur. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, musik itu sebagai teman saat menyendiri, saat berkendara, bahkan teman kita sebelum tidur. Seperti terlihat pada awal dekade ini, orang-orang lebih memilih musik dengan nada yang catchy dan lirik yang mudah diingat. Seiring pergantian tahun, orang-orang lebih memilih genre yang sesuai dengan diri mereka masing-masing.

            Di tahun 2019 sendiri, orang-orang mulai beralih dari genre-genre yang digemari seperti pop, ke genre yang lebih edgy dan genre yang memiliki personanya masing-masing. Hip – Hop, genre yang memang tidak ada matinya ini sudah booming sejak tahun 80-90an. Genre hip-hop semakin menunjukan perkembangan yang signifikan di Indonesia sejak awal dirilisnya album Iwa K. bertajuk “Topeng” di tahun 1994 dan naik daunnya Saykoji dengan lagu “Online” di tahun 2009.

            Genre selanjutnya adalah lo-fi. Mungkin kalian semua sudah mengetahui jenis musik ini dengan lagu yang sudah terkenal berjudul “Jocelyn Flores” oleh XXXTENTACION. Lagu kontroversial ini populer pada tahun 2017 karena jenis iringan XXXTENTACION yang tidak biasanya, dengan efek mendem lo-fi membawa ketenangan bagi para pendengarnya. Dengan irama yang mellow, musik lo-fi mampu menghadirkan nuansa kalem bagi orang-orang yang mendengarkannya. Tidaklah heran musik lo-fi ini cocok didengarkan untuk menemani kalian yang ingin belajar, bekerja, atau menemani kalian saat mengemudi ditengah kemacetan supaya emosimu tidak meledak-ledak. Tahun 2019 kemarin, musik lo-fi menambah jumlah artist dan producer musiknya dikarenakan pembuatan musik yang mudah dengan aplikasi musik digital dan juga pendengar yang semakin membludak.

            Di akhir tahun 2019 juga rock telah mengguncang para penggemarnya di awali dengan reuninya band emo dari Amerika Serikat yaitu My Chemical Romance, reuni band My Chemical Romance ini mengguncang para pendengar rock dan emo karena di ganyang-ganyang bahwa vokalis dari My Chemical Romance yaitu Gerard Way adalah pionir dari pergerakan musik emo di awal abad ke-21 ini.

            Tak hanya band My Chemical Romance juga yang mengguncang penggemar rock di akhir tahun 2019 dengan reuninya band rock legenda yang bermarkas di California, AS yaitu Rage Against The Machine, di Indonesia sendiri pergerakan musik rock sering di bilang melempem di tahun ini, meskipun sering dibilang melempem musisi rock di Indonesia tidak pernah berhenti untuk berkarya, album-album rock beken tetap dirilis di tahun 2019 dan bisa dibilang naik ke skena mainstream.

            Tidak cuma musik berbau rock yang naik ke upperground, ditahun 2018 lalu di rilis nya film “Bohemian Rhapody” yang membahas tentang band rock dari Inggris di tahun 1970 an yang membuat generasi baru sekarang ini mulai mendengarkan musik – musik rock kembali, dan juga di tahun 2019 Netflix merilis film dokumenter yang membahas band rock 80 an asal Amerika Serikat yang membuat banyak anak muda mulai menggandrungi kultur-kultur rock yang ada di tahun 70 sampai 80an.

            Jadi, menurut saya rock ditahun 2020 ini akan setidaknya menjadi populer dan beken lagi dikalangan anak muda dalam kategori musik maupun kulturnya, dikarenakan banyak band-band rock Indonesia yang memperkenalkan rock dengan kultur-kultur lamanya namun tetap dibungkus dengan keadaan dan kultur masa kini yang membuat banyak anak muda mudah mencerna dan menerima musik dan kultur yang berbau rock.