Juara dunia F1 dua kali, Fernando Alonso siap melengkapi gelar Triple Crown of Motorsport dengan mengikuti balap Indianapolis 500 atau Indy 500 tahun depan setelah resmi meninggalkan F1 di akhir musim ini. Sebelumnya, Alonso pernah membalap di Sirkuit IMS (Indianapolis Motor Speedway) dalam bertajuk Indy 500 tahun lalu bersama tim Andretti Autosport dengan dukungan McLaren bermesin Honda.

Triple Crown of Motosport adalah sebutan bagi pembalap yang bisa memenangi pada balap F1 GP Monako atau menjadi juara dunia F1 (Tidak harus memenangi di GP Monako, tetapi mampu menjadi juara dunia F1), balap ketahanan Le Mans 24 Jam bagian dari WEC (World Endurance Championship) serta Indy 500 bagian dari IndyCar.

Konsep pada Triple Crown dan Treble Winners sangatlah berbeda. Treble Winners adalah sebutan tiga gelar sekaligus yang harus direngkuh dalam satu musim yang sama yang ada di sepak bola. Sementara Triple Crown adalah kemenangan seri yang menjadi bagian dari 3 gelar balapan berbeda yang boleh diraih pada tahun yang terpisah.

Lebih jelas lagi Triple Crown adalah pencapaian prestisius tidak resmi di dunia balap roda empat. Artinya, ini bukan gelar yang di buat oleh federasi balap internasional, semacam FIA atau sejenis apapun, tetapi lebih kepada pengakuan publik. Artinya, jika ada pebalap yang berhasil memenangkan Triple Crown of Motorsport, ia layak dikenang abadi sepanjang masa dan diakui sebagai salah satu yang terhebat di dunia.

Seperti misalnya pembalap legendaris F1 Graham Hill, dia adalah Pembalap kelahiran Inggris 15 Februari 1929 tersebut sudah memenangkan 5 kali di GP Monako pada tahun 1963, 1964, 1965, 1968, dan 1969 serta 2 kali juara dunia F1 di tahun 1962 dan 1968. Sementara itu, ia juga memenangkan Indy 500 pada tahun 1966 dan Le Mans 24 Jam pada tahun 1972. Sampai saat ini pencapaiannya pun belum bisa mampu menyamai Pria kelahiran Hamstead, London, itu.

Sebelum melengkapi “Triple Crown”, Pembalap asal Spanyol tersebut sudah memenangi gelaran F1 di GP Monako pada tahun 2006 dan 2007 sekaligus menjadi juara dunia di tahun 2005 dan 2006 bersama tim Renault serta di tahun ini di balap ketahanan Le Mans 24 Jam bersama tim Toyota Gazoo Racing.

Pada Gelaran Indy 500 tahun lalu, Alonso yang start dari urutan ke-5 sempat memimpin jalannya lomba hingga 27 lap sampai pada akhirnya gagal finish karena mengalami kegagalan mesin di mobilnya di saat lomba tersisa 21 lap dari 200. Akibatnya, Alonso harus puas finish di posisi ke-24. Setelah tersingkir dari balapan Alonso mendapat apresiasi dan pujian dari penonton yang menyaksikan balapan di Sirkuit IMS tersebut. Beruntung di saat itulah Alonso mendapatkan penghargaan Rookie of the year Indy 500 di hari yang sama karena penampilan gemilangnya tersebut karena aksinya.

Dengan rekam jejak tersebut tak heran jika Alonso ingin mencetak gelar juara di tiga ajang tersebut. Seperti dikutip BolaSport.com dari reuters Alonso mengatakan bahwa Target Triple Crown adalah target yang sangat menarik karena banyak pembalap sangat sulit untuk dicapai.

Pembalap yang mengakhiri kariernya di F1 akhir musim ini menambahkan F1, Le Mans 24 Jam dan IndyCar adalah 3 balapan terbesar di dunia motorsport.

Tahun ini Alonso bahkan tampil penuh di ajang balap WEC bersama tim Toyota Gazoo Racing. Hebatnya, Alonso bersama timnya memenangi balapan seri pedanannya WEC yang digelar di Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia. Bukan hanya itu juga, Alonso dan kawan-kawan berhasil memenangi balapannya di seri berikutnya di ajang Le Mans 24 Jam yang juga bagian dari WEC.

Alonso berambisi menjadikan Triple Crown sebagai salah satu tiket menjadi pebalap terbaik di dunia. Dia menegaskan tidak hanya ingin menjadi pebalap yang baik tetapi ia ingin sebagai paket lengkap dan sekaligus menjadi pebalap terbaik di dunia.

Karena itulah Alonso siap beraksi lagi Tahun depan pada seri balapan IndyCar yang paling populer di Amerika itu. Alonso bersama tim McLaren menggunakan mobil dengan bermesin Chevrolet. Pada gelaran Indy 500 tahun ini Chevrolet dimenangi balapannya oleh Will Power dari tim Penske.

Bukan kali ini saja McLaren bekerja sama dengan Chevrolet. Mereka juga pernah melakukan kerja samanya di era tahun 1960an dan 1970an. Pada tahun 1966 Chevrolet dan McLaren turun di ajang Can-Am Series.

Bos McLaren, Zak Brown mengungkapkan bahwa McLaren dan Chevrolet mempunyai reputasi sama di motorsport Amerika Utara, kesempatan untuk menyatukan kembali kedua merek untuk ajang spesial ini adalah bagus untuk dilewatkan.

Brown menambahkan McLaren dan Chevrolet memiliki balapan di dalam hatinya. Reputasi perusahaan di IndyCar dan balapan khusus ini adalah kelas utamanya untuk tujuan agar bisa memenangi balapan Indy 500.

Alonso berharap bahwa sejarah berulang pada 2019, tetapi kali ini untuk memenangi gelar balapan IndyCar di Indy 500 sekaligus merengkuh gelar Triple Crown. Seperti dikutip GridOto.com dari indianapolismotorspeedway.com Alonso mengujarkan bahwa mesin Chevrolet menempatkan posisi terbaik untuk bisa bersaing di depan. Bahkan ia menuturkan bahwa kesempatan untuk bersaing dengan Indy 500 adalah suatu kehormatan, ia bangga mendapat Chevrolet sebagai bagian dari timnya.

Sebelumnya, Alonso juga sempat menjajal mobil NASCAR Chevrolet milik Jimmie Johnson di Sirkuit International Bahrain. Tidak lama kemudian, pembalap kelahiran Oviedo, Spanyol tersebut mengonfirmasi akan turun di Rolex Daytona 24 jam tahun depan bersama tim Wayne Taylor Racing, dengan menggunakan merk GM lainnya, Cadillac.

Setelah keluar dari F1, Karier balap Alonso di mulai di F1 di tahun 2001 bersama tim papan bawah asal italia, Minardi. Setelah itu ia sempat menjadi Test Driver di Renault di tahun 2002, sebelum setahun kemudian ia menjadi pembalap utama Renault dan berhasil meraih kemenangan pertamanya kariernya di GP Hungaria di tahun 2003 sekaligus menjadi kemenangan termuda di F1 saat itu. Kariernya semakin cemerlang ketika ia membawa tim asal prancis itu berhasil memutus dominasi Michael Schumacher selama 5 musim beruntun (2000 – 2004) yaitu meraih 2 Gelar juara dunia di tahun 2005 dan 2006.

Selain memperkuat tim Minardi, Renault dan McLaren, Alonso juga pernah membalap di tim Ferrari. Sejak memperkuat Ferrari, ia mencapai raihan terbaik dengan meraih posisi Runner-Up di tahun 2010, 2012 dan 2013 setelah ia harus puas kalah bersaing dengan pembalap Red Bull kala itu, Sebastian Vettel yang sukses mendominasi meraih gelar juara dunia selama 4 musim beruntun (2010 – 2013). Secara keseluruhan, pria kelahiran 37 tahun lalu itu meraih 32 kemenangan dari 97 podium, serta 22 pole position dari 308 lomba yang ia jalani sepanjang kariernya di F1.

Mohammad Aldwin Danika Putra 1801434216