7 BAND INDIE YANG MENGAJARKAN BAHWA MUSIK BUKANLAH SEKADAR NADA, NAMUN MELIBATKAN SASTRA
Di sini ada yang suka sama lagu-lagu indie? Hemm, udah tahu belum apa itu band indie? Jangan sampai ngakunya gaul, tapi ditanya band indie pun nggak tahu. Keterlaluan itu namanya. Jangan pura-pura tahu juga kalo kamu memang nggak tahu. Simak aja deh yang satu ini biar tahu apa itu band indie dan gimana band indie berkembang.
Oh iya, indie bukan genre, loh, ya.
Nah, beberapa band indie pun mengajarkan kita bahwa music bukanlah sekadar nada-nada belaka, atau bait-bait cinta saja, melainkan ada banyak ilmu atau pengalaman yang bisa kita petik didalamnya, salah satunya penyusunan kata-kata yang bisa dikatakan mengandung banyak makna. Ya, sastra. Lalu, siapa saja band dengan nada serta kata yang wajib kalian dengarkan untuk menambah pengetahuan kosakata? Yuk, simak artikel berikut ini.
- Efek Rumah Kaca.
Ya, Efek Rumah Kaca memang sudah cukup terkenal dikalangan penikmat musik indie. Siapa yang tidak mengenal band yang lahir sejak tahun 2001 ini sudah mengeluarkan tiga album dalam perjalanan bermusiknya, diantaranya Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2009), dan Sinestesia (2015).
Band yang berfokus pada lirik yang menggambarkan keadaan sosial ini banyak memberikan pengetahuan mengenai istilah-istilah atau kata-kata yang asing ditelinga. Contohnya saja kata-kata seperti Elegi, Ode, Kaotis, Katalis, Fatalis, Agitasi dll. Artinya? Cari tahu ya, guys… Bagi kalian yang memiliki pemikiran kritis dan senang mengamati isu perpolitikan dan isu sosial, layaknya sudah sewajibnya mendengarkan lagu-lagu mereka, untuk menambah kepekaan dan melengkapi gelisah yang merayap didinding penderitaan, Tsaah!
- Barasuara
Bagi kalian yang menyukai sajak, puisi dan syair-syair sastra, sudah sewajibnya pula mendengarkan lagu-lagu yang disuguhkan oleh Barasuara. Mereka memiliki lirik yang sarat akan makna, pemilihan diksi serta metaforanya pun cukup indah ditelan telinga. Apalagi ditambah suara-suara indah dari petikan gitar Gerald Situmorang serta merdu suara Asteriska, Iga dan Puti Chitara.
Sungguh, kelam mu akan semakin menyiksa pun seketika pula mampu mereda.
For your info, Barasuara adalah sebuah grup musik asal Indonesia. Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal). Barasuara merilis album perdana mereka yang berjudul Taifun pada tahun 2015.
- Dialog Dini Hari.
Salah satu band ini pun dikenal memiliki lirik-lirik indah layaknya puisi seorang syair ulung. Pemilihan diksi serta metafora yang dominan dibalut dengan kiasan-kiasan alam, mampu menambah kesejukan pendengarnya. Contohnya saja lagu-lagu seperti Hiduplah Hari Ini, 360 Batu, Tentang Rumah Ku, dan masih banyak lagi.
Bagi kalian yang suka bersantai ria ditengahnya sore menggila, harus merasakan menikmati kopi dan mendengarkan lagu mereka, seraya bersandar memantau burung menari entah kemana. Direkomendasikan untuk mendengarkan lagu-lagu mereka ditengah alam terbuka, ya, kak, rasakan sensasinya, hehe.
- Leilani Frau.
Bagi kalian kaum hawa, ada juga loh yang mewakili kalian dikancah musik indie tanah air. Dari segudang wanita berbakat, terselip nama Leilani Frau, wanita kelahiran Yogyakarta yang mampu menyihir perasaan kalian dengan dentingan piano serta lirik-lirik romantisnya. Perlu bukti? Coba dengarkan lagunya dengan judul Mesin Penenun Hujan, Ujian, dan Tarian Sari.
Mendengarkan musik beliau, seraya tubuh berada ditengah kerlap-kerlip kuningnya lampu yang tergantung ditengah pepohonan alam rimba, duh.
- Silampukau
Disini ada Arek-arek Suroboyo? Bila ada, pasti sudah tahu dengan band satu ini. Silampukau, band yang terbentuk tahun 2009 ini mampu memberikan lirik-lirik puitis dan juga kritis. Lirik-lirik yang menggambarkan permasalahan sosial, suasana kota dan juga menggambarkan para wanita penghiburnya di lagu Dolly ini mampu dijadikan rekomendasi untuk didengarkan, atau berada dalam playlist kalian.
Untuk penulis sendiri, penulis menyukasi lagunya yang berjudul Malam Jatuh di Surabaya dan Sang Juragan. Diksi-diksi yang mereka gunakan cenderung ringan, bahkan beberapa lagu pun terdapat lirik-lirik tongkrongan, sehingga bagi kalian anak muda, sudah pasti familiar dan merasakan permasalahan yang mereka angkat menjadi tema lagu.
- Banda Neira.
Walaupun Banda Neira sudah mengumumkan untuk berhenti berkarya, namun tidak berarti karya mereka tidak bisa lagi dinikmati. Lagu-lagu nelangsa dengan nada-nada riang ini seakan menjadi legenda dikancah music indie tanah air. Sebab, lirik-lirik yang mereka sampaikan memiliki makna yang mendalam, dan juga diksi serta metafora yang mereka gunakan cukup renyah untuk dinikmati.
- Danilla Riyadi.
Bagi sebagian kaum adam, mungkin nama Danilla sudah tidak asing lagi. Wanita cantik yang terkenal dengan lagu-lagu Jazznya ini tengah digandrungi pecinta musik tanah air. Lagu-lagu sendu nan merdunya mampu disandingkan oleh senior-seniornya terlebih dahulu. Perjalanan album Danilla sudah dimulai sejak terlahirnya album Telisik ditahun 2014. Tak disangka album pertamanya itu mampu menyita perhatian kalangan penikmat musik dalam negeri.
- The Upstairs
Loh, kok sampai delapan? Ya, ini bonus, hehe.
Inilah raja pensi pada masanya. Pada masa jaya-jayanya, band inilah yang mampu menguasai pensi di Jakarta, berbarengan dengan band milik Vincent dan Desta kala itu, Club 80’s. nada-nada disko dengan lirik-lirik unik ini mampu menjadi pembeda dari mainstreamnya musik yang tumbuh pada waktu itu. Dengan gaya nyentrik para personil, mereka mampu menghipnotis kaula muda untuk berdansa bersama mereka. Bahkan, salah satu lagu mereka yang berjudul Selamat Datang di Tubuh Kami, menggunakan bahasa-bahasa kimia, loh.
Selamat menikmati rekomendasi penulis, bila ada rekomendasi untuk penulis, ditunggu, ya? Hehe.
Comments :