Youtube adalah salah satu bentuk media sosial berbasis video yang mulai naik daun sejak 5 tahun yang lalu. Dilansir dari statistik dalam situsnya sendiri, Youtube memiliki lebih dari satu milyar pengguna atau hampir sepertiga dari total  pengguna internet. Hingga Maret 2015, pembuat konten di Youtube sudah mengunggah 10.000 video. Membuat akun atau channel di Youtube dan meraih pelanggan atau penayangan bisa menghasilkan uang.

 

Lama kelamaan, makin banyak orang membuat akun Youtube. Artinya, Youtube telah membuka kesempatan sebagai lapangan pekerjaan. Tiap hari pengguna Youtube bisa menonton ratusan juta jam video dan menghasilkan milyaran kali penayangan . Youtube juga bisa jadi sumber belajar bagi anak-anak. Apapun yang ingin mereka pelajari, hampir semuanya tersedia di Youtube.

 

Jika anak-anak memanfaatkan dengan baik, tentu dengan berbekal smarphone dan kuota internet, mereka bisa mencari apa saja di Youtube. Misalkan, ketika anak-anak sedang kesulitan mengerjakan tugas matematika, mereka tinggal mengakses bagaimana cara menyelesaikan dengan bantuan penjelasan dari si pembuat video tersebut. Mereka tak perlu pergi meninggalkan rumah, mencari guru privat, atau mencari teman yang lebih pandai untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut .

 

Di zaman yang serba modern ini, ada banyak media hiburan yang bisa dengan mudah diakses oleh anak-anak di dalam Youtube. Kemudahan ini juga tentunya sangat dipengaruhi oleh perkembangan  teknologi di bidang teknologi informasi. Jaringan internet juga memudahkan anak-anak mendapatkan hiburan secara instan dari smartphone mereka . Anak-anak bisa menonton film apa pun sesuai dengan selera mereka. Selain menonton film anak-anak juga sering menonton berbagai macam konten yang dibuat oleh para youtuber.

Karena kemudahan ini, banyak anak yang betah berada di depan komputer dan smartphone mereka. Anak-anak bisa menonton film ataupun konten dan vlog di youtube selama berjam-jam. Menurut berbagai penelitian neurologi terbukti bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% tercapai pada usia delapan tahun.  Untuk itu sangat disayangkan apabila pada periode ini dilewatkan begitu saja  tanpa adanya upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak.

Pada dasarnya anak-anak memang membutuhkan hiburan. Namun kalau mereka kelewat asyik atau menikmati hiburan secara berlebihan, apalagi mendapat suguhan konten dan vlog yang kurang pas untuk mereka,  tentu saja menjadi masalah. Akan ada dampak atau efek negatif bagi perkembangan anak-anak.

 

Masa anak – anak dan remaja adalah masa-masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Maka apapun tontonan yang diberikan, disuguhkan dan diterima anak-anak kita pada masa itu sudah seharusnya merupakan hal-hal yang terbaik. Jangan sampai hiburan di media sosial itu justru membuat anak-anak menjadi tidak baik. Apalagi kalau tontonan atau konten yang diperoleh si anak-anak memang kurang mendidik. Dampaknya mungkin belum akan terasa sekarang. Akan tetapi, setelah  beberapa tahun kemudian anak – anak yang sering nongkrong di depan komputer atau menggunakan smarphone sekadar menonton konten yang tidak mendidik, akan mengalami kesulitan konsentrasi dan perilakunya.

 

Banyak sebenarnya dampak yang akan muncul, seperti dampak psikologi. Anak-anak akan lebih sibuk degan smartphone atau computer daripada berinteraksi dengan keluarga , menjadi lebih malas untuk melakukan hal lain, prestasi menurun di sekolah, kesehatan terganggu, susah konsentrasi, atau bahkan menemukn masalah moral. Apabila dari masa anak – anak dan remaja sudah terpaparkan tayangan yang ceritanya untuk orang dewasa dan kurang cocok ditonton anak-ana, hal itu akan mempengaruhi pandangan, sikap, perilaku, jalan pikiran, ucapan mereka, dan lain-lain.

 

Meskipun video-video di youtube mencakup banyak topik yang seharusnya dimanfaatkan oleh anak-anak untuk belajar dan menambah wawasan,  anak-anak biasanya malah mencari hiburan atau menonton film yang mereka sukai. Apalagi mereka sudah kecanduan dengan tontonan di youtube itu. Mereka tidak lagi mencari materi belajar yang ada dalam vlog.

 

Vlog adalah satu video berisi mengenai opini, cerita atau kegiatan harian yang biasanya dibuat tertulis pada blog. Vlog pada awalnya menjadi sarana untuk mengekspresikan diri dan pendapat kepada publik. Namun, lama-kelamaan, hasil yang ada akhirnya, beberapa Vlogger mengekspresikan dirinya terlalu ‘bebas’ dan cenderung secara ‘negatif’ sehingga muncul tren seperti penggunaan kata kasar atau makian dalam video tersebut. Juga tren gaya hidup berbudaya barat yang bebas juga mempengaruhi anak-anak. Maraknya Vlog di media sosial menjadi tontonan rutin anak-anak zaman sekarang.

 

Selain adanya Vlog, ada pula konten-konten yang biasa dibuat oleh para youtuber yang kurang pas jika ditonton oleh anak-anak. Misalkan konten-konten yang berisi adegan dengan kata-kata kotor ,melakukan hal yang tidak pantas dan berbahaya . Hal tersebut juga dapat mempengaruhi pemikiran anak-anak dan yang paling parahnya anak-anak justru mengikuti atau menirukan hal-hal yang berbahaya dan negatif dari yang mereka tonton dari video tersebut.

 

Maka, orang tua harus memperhatikan penggunaan media sosial itu. Peranan orang tua sangat penting dalam mengontrol tayangan youtube yang ditonton oleh anak-anaknya. Orang tua perlu mendampingi anak – anak saat nonton, memberikan pemahaman tentang suatu tayangan di yang sedang disaksikan. Hal ini perlu karena bisa sekaligus untuk membangun sarana komunikasi dengan anak, dan mengurangi dampak negatif dari tayangan youtube bagi anak-anak.

 

Nah kembali kepada orang tua untuk mengawasi banjirnya tontonan yang bisa menenggelamkan anak-anak. Orang tua harus mengarahkan dan menyelamatkan anka-anak dari bencana yang bisa mencelakakan anak-anak. Youtube memang bermanfaat, tapi juga bisa merusakkan kalau penggunaanya tidak terkendali.

 

Kristianus kasego

2101689772