5 Rilisan Terbaik Indonesia Tahun 2018
Di tahun 2018 penikmat musik tanah air dapat bergembira. Banyak sekali rilisan musik lokal yang memanjakan telinga teman teman penikmat musik. Dari Band Indie Pop asal Yogyakarta hingga Rapper pendatang baru Ibukota lengkap mewarnai tahun 2018 menjadi lebih manis, krispi dan juga penuh romansa.
Semakin lama skena musik underground Indonesia semakin menunjukan kebolehannya dalam meramu sebuah kata dan kuncii melodi menjadi satu lagu dan disatukan dalam sebuah album yang akhirnya dapat bercerita kepada pendengarnya. Artikel ini ditujukan sebagai bentuk apresiasi kepada mereka – mereka yang sudah menghidupkan tahun 2018, khususnya bagi saya yang memiliki intensitas mendengarkan musik yang tinggi. Berikut ini adalah lima rilisan album lokal terbaik tahun 2018. Paling tidak berdasarkan pengamatan saya.
- Grrrl Gang – Not Sad, Not Fullfilled
Band Trio Indie Pop asal Yogyakarta ini merilis mini album pada 9 Oktober 2018. Alinan gitar yang energik ditambah tabuhan drum yang membuat kaki tidak bisa diam serta suara khas Angee sang vokalis membuat Grrrl Gang memasuki daftar ini. Tidak hanya itu saja. Lirik yang mudah dicerna seperti lagu mereka yang berjudul “Pop Princess” membuat pendengar tergelitik untuk memutarnya lagi dan lagi. Sentuhan romansa yang hadir pada lirik-lirik serta alunan musik yang upbeat sudah cukup untuk membuat mini album ini menjadi digandrungi penikmat musik tanah air.
- Bedchamber – Geography
Setelah vakum dari dunia musik tanah air, Bedchamber tidak puas dengan hanya mengeluarkan satu mini album pada tahun 2014 yang berjudul “ Perennial “. Mereka menggodok album terbaru mereka yang sangat ciamik dan dirilis pada tanggal 27 Februari 2018, Dengan judul “Geography” mereka menyuguhkan alunan gitar yang jungle tetapi masih terdengar krispi, dengan single mereka pada album “Out Of Line”. Album ini dapat tersebar luar biasa di telinga penikmat musik tanah air. Walaupun banyak yang berpendapat bahwa produksi dari album ini masih dapat ditingkatkan, banyak orang yang sudah merasa cukup dengan apa yang Bedchamber tuangkan pada albumnya.
- The Panturas – Mabuk Laut
The Panturas. Saya sendiri sulit untuk menggambarkan band yang satu ini. Tumbuh dan berkambang di Kota Bandung, Panturas memiliki fans militan yang disebut “LifeGuard Panturas”. Band yang menyuguhkan Genre musik “Surf Rock” ini berhasil menyapu telinga pendengar musik tanah air dengan gulungan ombak khas pantai utara, alunan gitar yang membuat badan susah ditahan untuk tidak bergoyang, serta distorsi pada bagian vocal yang membuat album The Panturas sangat mudah untuk dinikmati. Album dirilis pada 7 April 2018,menggunakan lagu yang berjudul “Sunshine” yang notabene ber-irama pelan membuat saya bingung pada awalnya. Tetapi saya menjamin ketika mendengarkan album ini secara keseluruhan, maka lagu Sunshine lah yang dapat menyeimbangkan kadar alunan gitar yang bertempo cepat. Kehadiran lagu tersebut menyulap album ini menjadi sebuah kesatuan yang kuat. Dengan Storytelling yang hebat di setiap lagunya, serta ditambah persona masing masing pada personel band yang tampil apa adanya membuat band ini melejit di tahun 2018.
- Feast – Beberapa Orang Memaafkan
Baskara Putra adalah vokalis dan penulis lagu untuk Feast. Ide yang dituangkan Baskara dalam lirik-lirik di mini album ini adalah sebuah pemberian dari Tuhan. Memang terdengar seperti dilebih-lebihkan. Atau saya hanya termakan cerita yang dibentuk oleh Band ini sehingga saya sangat mengagumi Feast – ‘Beberapa Orang Memaafkan” bermula ketika Baskara sedang bertemu dengar teman-teman Bandnya. Mereka semua kesal dengan peristiwa pemboman di Surabaya pada tahun 2018 silam, dengan ide yang sudah dicampur menjadi satu, lahirlah “Beberapa Orang Memaafkan” dan dirilis pada tanggal 21 September 2018, dengan lirik yang membumi dan dapat dirasakan oleh banyak orang. Alunan gitar dan tabuhan drum yang membuat lirik tersampaikan secara penuh kepada pendengar, Story Telling yang sangat apik serta pemilihan referensi yang baik membuat mini album ini sukses membakar semangat muda dan mudi Indonesia. Dengan singlenya “Peradaban” Feast sukses membuat orang tertarik untuk mendengarkan keluhan dan keresahan mereka dalam mini album ini.
- BAP – Monkshood
BAP atau kerap di sapa Kareem adalah rapper dan penulis yang sangat cerdas. Dia memproduksi lagunya sendiri. Hal ini membuat album ini terasa sangat matang dan sangat rapi dalam sisi musik, produksi dan penyebarannya. Mengambil influence dari Hardcore Punk, Jazz dan LA Beat Scene, dengan banyaknya referensi, BAP membuat album ini.
Album ini memberikan rasa yang amat sangat beragam dan saling berlawanan. Secara gambling kita dapat menilai bahwa album ini sangatlah eksperimental. Sama ekperimentalnya dengan menyocol kentang ke dalam eskrim vanilla. Tidak semua orang suka, tapi layak untuk dicoba. Setidknya memberikan pengalaman yang baru.
Tidak perlu panjang lebar membahas album ini. Saya amat sangat menyarankan untuk segera mendengarkan album ini di awal tahun 2019.
Bagas Ananta
Comments :