Apakah kalian tahu dengan istilah “perkataan atau perilaku bisa merubah kepribadian seseorang”? Maksud dari istilah tersebut merupakan jika ada seorang yang menghina atau berkata kasar kepada suatu individu, maka individu tersebut akan merasa dirinya buruk dimata orang-orang. Sudah banyak sekali orang-orang yang tertekan hingga depresi oleh suatu perkataan negative dari orang lain terhadap dirinya. Mungkin kelihatannya mereka berperilaku biasa saja, tidak ada yang menunjukkan bahwa orang tersebut tertekan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Tetapi, bisa saja ia menutupinya dengan cara memasang muka yang bahagia agar perasaan yang sebenarnya ia rasakan teralihkan untuk sementara dan tidak ingin orang yang disekitarnya merasa khawatir.

sumber : www.larrysroadmap.com

Kejadian tersebut bisa disebut dengan mental abuse. Mental abuse adalah sebuah perlakuan yang menyakiti seseorang secara mental, dimana hal tersebut bisa berupa sebuah ucapan verbal atau perlakuan yang cenderung menghancurkan pikiran korbannya. Sedangkan untuk orang yang melakukan mental abuse terhadap suatu individu itu disebut dengan mental abuser.

Memang dampak dari mental abuse terhadap korban tidak akan bisa terlihat secara langsung. Tetapi dengan memperhatikan seseorang yang terlihat seperti kurang percaya diri, terlihat mempunyai tekanan batin, ataupun terlihat putus asa itu juga bisa dikatakan orang tersebut mengalami mental abuse yang dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya. Dari situlah peran kita dibutuhkan untuk membantu dan memberikan nasehat yang baik kepadanya untuk menghadapi masalahnya tersebut.

Jangan salah, mental abuse itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Bisa di lakukan oleh pria maupun wanita, teman, pasangan, orang tua, kakak, adik, guru, bahkan orang asing juga bisa melakukannya. Sebenarnya kita juga bisa menjadi pelaku dari mental abuse itu sendiri jika kita sudah merasa kesal dan marah terhadap orang lain yang melakukan kesalahan. Seperti contoh “sudahlah tidak usah berbicara, omonganmu tidak jelas”, dengan kita berbiara seperti itu kepada teman kita, dapat dipastikan dirinya akan berubah menjadi seorang yang pendiam.

Mungkin ada beberapa orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengalami atau bisa menjadi pelaku dari mental abuse dikarenakan kurangnya pemahaman tentang mental abuse itu sendiri. Perlakuan mental abuse tidaklah selalu terjadi di kehidupan yang nyata saja, tetapi juga bisa dilakukan melalui media sosial juga. Seperti halnya yang terjadi beberapa tahun yang lalu yang menimpa seorang youtuber cantik. Youtuber tersebut mengupload sebuah video yang berisikan tentang curahan hatinya karena putus cinta ditambah dengan dirinya yang menangis-nangis di depan kamera. Sebelum kejadian tersebut terjadi, youtuber tersebut memang sudah dikenal di kalangan anak muda dengan gaya pacaran dan pergaulannya yang bisa dikatakan negative. Dari situlah sang youtuber sering mendapatkan komentar-komentar yang tidak pantas mengenai dirinya.

Tetapi youtuber tersebut tidak membalas semua komentar jahat mengenai dirinya, ia cenderung mengabaikan semua komentar tersebut. Mulai dari situlah ia perlahan menjadi sosok wanita yang kuat dan mulai bertambah dewasa, ditambah saat ini menjadi influence yang dikenal oleh orang banyak dan sering diundang ke acara talkshow atau seminar untuk menjadi pembicara. Sampai pada akhirnya, beberapa saat lalu ia mengumumkan bahwa ia sering mengalami mental abuse yang dilakukan dari para pengguna media sosial yang tidak suka terhadap dirinya serta menceritakan pengalamannya dalam menghadapinya, hingga ia mendatangi seorang psikolog untuk membantunya menghadapi permasalahan dirinya itu.

Bentuk perkataan lainnya yang merupakan sebuah mental abuse yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya bisa seperti “kamu jadi anak bodoh sekali, menyelesaikan soal matematika aja ga bisa”. Memang perkataan tersebut sangatlah kasar, tetapi siapa sangka jika seorang anak terus menerus mendengarkan perkataan tersebut, bukan tidak mungkin anak itu akan menganggap dirinya memang benar-benar bodoh, tetapi menganggap dirinya tidak berguna bagi orang lain.

Akibat yang ditimbulkan dari mental abuse yang sangat parah adalah bisa menjadikan sang korban melakukan bunuh diri karena sudah tidak kuat lagi untuk menghadapi orang-orang disekitarnya yang merupakan mental abuser. Dengan melakukan bunuh diri juga sebenarnya tidaklah baik untuk menyelesaikan sebuah masalah. Karena setelah “tiada” urusan yang baru akan muncul, yaitu urusan kita bersama dengan Tuhan. Jika memang sudah benar-benar depresi dan muncul keinginan untuk bunuh diri karena mental abuse yang sudah di alami, sebaiknya kita mendatangi seorang psikolog dan bercerita kepada orang yang menurut kita cocok untuk mendengarkan serta yang bisa memberi solusi yang baik dari masalah kita.

Penulis : Khozay Natul Mahfudah – Mass Communication – 2101703013