Komunikasi ala Millennial
Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi sendiri dilakukan dengan dua cara yaitu lisan dan non lisan atau bisa disebut juga dengan komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan dengan tuliasan maupun tulisan, sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang dapat dilakukan dengan gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah, atau dengan bahasa isyarat. Tetapi, diera milenial seperti ini komunikasi lebih sering menggunakan media seperti gadget atau telepon genggam.
Generasi Millennial atau sering disebut juga Generasi Y yaitu adalah mereka yang kelahirannya mulai dari awal tahun 1980an, lalu tahun pertengahan tahun 1990an, dan akhir generasi milenial itu pada tahun kelahiran awal 2000an . Generasi milennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV berwarna, telepon genggam dan juga internet sudah diperkenalkan. Milennial memiliki keunikannya masing-masing tanpa harus ada embel-embel generasi tertentu atau dikotakkan sebagai golongan tertentu. Mereka lebih cocok disebut sebagai generasi yang ekspresif. Kebetulan saja arus teknologi digital sedang berkembang yang tujuannya memudahkan kehidupan mereka tetapi membuat kesan bahwa milennial adalah generasi yang narsis, pemalas, dan lain-lain.
Generasi ini sangat mahir dalam teknologi. Mereka juga adalah orang-orang di usia produktif sekaligus konsumen yang mendominasi pasar saat ini. Hidup di era komunikasi ini membuat tuntutan dalam kehidupan semakin besar. Kalau dahulu sukses cukup dinilai dengan hanya juara kelas, memenangi suatu kontes, atau menciptakan suatu karya. Sekarang, hal-hal tersebut hanya bagian dari sebuah tujuan yang sebenarnya menyimpan tujuan-tujuan lain. Eksistensi di media sosial, bagaimana sebuah kejadian bisa meningkatkan popularitas, hidup melawan arus untuk mencapai kesuksesan, dan masih banyak lagi hal yang terus berubah dibandingkan dengan apa yang orang-orang.
Komunikasi yang terjadi diantara para generasi milenial sangat mudah dan praktis, bukan berarti para milenial selalu berkomunikasi melalui tatap muka, tapi justru sebaliknya, banyak dari kalangan milenial menggunakan komunikasi maya (media sosial) dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembang teknologi pada generasi milennial jauh lebih praktis, cepat, dan informatif dibandingkan generasi sebelumnya. Komunikasi tersebut digunakan melalui text messaging atau chatting di dunia maya, dan juga membuat akun yang berisikan profil dirinya, seperti Twitter, Facebook, Line, Instagram, KakaoTalk, WeChat, Path, dan lain sebagainya. Akun media sosial juga dapat dijadikan tempat untuk mengekspresikan diri.
Generasi milenial diuntungkan dengan kemudahan media komunikasi dikarenakan pada generasi sebelumnya komunikasi tidak sepraktis atau semudah di era milenial ini. Keberadaan media sosial memang dirasakan banyak manfaatnya. Namun, penggunaan media sosial banyak atau seringkali tidak menggunakan etika berkomunikasi yang baik dan benar, dan kebanyakan pengguna media sosial di era milenial ini menggunakan tutur bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan karena semua kalangan dapat mengakses atau melihat konten tersebut dari segala aspek. Berikut ini adalah 2 pemaparan efek positif dan efek negatif dari kemajuan teknologi di era millennium sebagai berikut :
Efek Positif
Sumber infomasi, lebih mudah dan cepat didapatkan serta lebih transparan. Informasi yang dapat ditemukan di media sosial sangat beragam, mulai dari bahan pekerjaan, pendidikan, masakan, hingga bahan ringan seperti game atau komik.
- Media komunikasi, dengan jangkauan luas, kemudahan penggunaan, dan biaya yang relatif murah. Contohnya dengan whatsapp saya bisa melakukan panggilan video pada teman saya yang berada di negara Jepang dengan biaya yang sangat murah.
- Memperluas pergaulan, terhubung dengan teman lama ataupun membuat pertemanan baru dengan mudah (baca juga: komunikasi lintas budaya).
- Ajang promosi
- Hiburan, misalnya dengan mengunjungi website berisi humor, e-novel, e-komik atau sekedar membaca portal bacaan ringan.
- Mengemukakan pendapat secara luas.
- Mengakuisisi bahan yang sifatnya informatif.
- Membangun rasa percaya diri seseorang dalam bersosialisasi.
Efek Negatif
- Terjadi kesenjangan informasi baik antara para pengguna media sosial yang bisa mendapatkan
- Menciptakan identitas baru yang sama sekali tidak sesuai dengan identitas diri.
- Pencurian identitas
- Pencurian/ penyalahgunaan data seperti foto, dokumen, dan lain-lain.
- Misalnya menciptakan konten berisi hoax.
- Konsumtif
- Mempermudah penyebaran virus
Contoh kasus pertama yang berdampak negatif terjadi pada masa kampanye pemilihan presiden Republik Indonesia tahun 2014. Akun twitter dengan nama pengguna triomacan2000 dengan ratusan ribu pengikut yang mayoritasnya adalah generasi milenial, menyebarkan informasi yang berbau black campaign mengenai salah satu calon presiden yang ternyata adalah hasil rekaan atau disebut juga hoax. Ciutan akun tersebut dengan cepat menjadi viral dan mendapat sorotan media nasional. Penelitian lain menunjukkan bahwa generasi milennial cenderung malas untuk memvalidasi kebenaran berita yang mereka terima dan cenderung menerima informasi hanya dari satu sumber, yaitu media sosial.
Oleh sebab itu, diharapkan bagi para generasi milenial harus memahami norma komunikasi melalui media sosial. Pastikan ketika kita menciptakan suatu konten, konten tersebut tidak merugikan orang lain. Begitu pula dengan konten-konten yang kita bagikan, baca dengan baik isi konten dan pastikan kebenaran isinya sebelum membagikannya. Jangan sampai kita membagikan hoax atau konten yang berisi penipuan dan penyalahgunaan lainnya.
Contoh dampak pengunaan media sosial dari sisi positif pada jaman sekarang adalah kita dapat mengetahui informasi dari belahan dunia manapun, kita bisa berkomunikasi dengan orang yang tinggal di negara berbeda dari negara kita sendiri. Kita dapat membaca informasi secara online juga seperti majalah vogue, media Indonesia, detik.com, kompas.com, CNN Indonesia, dan masih banyak lagi informasi yang kita terima dari negri kita sendiri ataupun negara asing.
Kita tahu bahwa Instagram juga dapat menghasilkan pundi-pundi uang, seperti yang dilakukan oleh selebgram Karin Novilda alias Awkarin dimana ia hanya lulusan SMA, namun dia lebih memilih untuk mem-branding dirinya untuk menghasilkan pundi-pundi uang yang banyak. Karin cukup cerdas untuk memmbuat dirinya terkesan tidak baik karena dia tahu bahwa tipikal masyarakat kita lebih suka dengan hal yang sensasional.
Awkarin terkenal dengan julukan ‘Bad Girl’ yang termasuk sebagai generasi milenial sekarang. Dia bisa membangun suatu usaha berbasis digital bernama A Team Management dimana dia membuka lapangan perkejaan buat yang membutuhkan dan memberikan dia keuntungan tersendiri. Contohnya Awkarin bisa menghasilkan 30 juta dalam beberapa jam dengan mem-posting hamper 20 buah snapgram untuk mempromosi suatu online shop. Awkarin yang bukan hanya selebgram tetapi juga influencer yang suka mengajak para followers-nya untuk menjadi orang yang berkemampuan lebih dengan mengembangkan talenta yang ada pada diri para milenial.
Menurut hasil survei bahwa milenial mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, self–expressive, dinamis, super–connected, dan terbuka untuk perubahan dimana itu sangat dilirik dalam dunia kerja dikarenakan juga milenial dapat mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa generasi milenial harus lebih banyak diarahkan untuk dapat berkembang dan berinovasi kearah yang lebih positif. Sejauh ini, generasi millennial terlalu banyak membuat konten yang kurang bermanfaat atau dengan kata lain yang tidak mendidik. Padahal dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi dapat membantu mengembangkan imajinasi dan pemikiran mereka dalam membuat konten kreatif yang lebih bermanfaat. Contohnya adalah generasi millennial yang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan UKM, menjadi brand ambassador, bisnis, dan lain sebagainya. Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa generasi milenial ini dapat diarahkan ke arah yang positif, yaitu dengan adanya peranan orang tua dan pelatihan mengenai media sosial.
(Veronicka/2101660430)
Comments :