CITA-CITA ADALAH HAK ANAK BUKAN AMBISI ORANGTUA
Hidup di zaman modern ini adalah suatu yang menantang bagi kita sebagai anak muda, dimana kita akan bersaing dengan miliaran orang dalam mendapat pekerjaan dan kebahagian. Sebagai anak muda, harus memiliki cita-cita dan impian yang sesuai dengan minat kita sehingga mudah untuk di kembangkan.
Banyak impian terinsiprasi dari orang yang dikagumi atau hal yang disukai. Cita- cita memang adalah murni dari keinginan seseorang untuk masa depannya dan bagaimana jalan hidupnya tapi ada mereka yang cita-citanya sudah di tentukan oleh orangtua mereka. Hal itu sering kita temui di saat orangtua memiliki suatu keinginan supaya anaknya sukses dan hidup bahagia, tapi sayangnya, banyak pula dari orangtua yang hanya melampiaskan ambisinya tanpa memikirkan keinginan sang anak.
Orangtua dan anak adalah hal yang tak terpisahkan bahkan sangat erat hubungannya. Kasih dan sayang orangtua sepanjang jalan sedangkan kasih sayang seorang anak hanya sepanjang pangkalan, begitulah pribahasa kasih sayang orangtua terhadap anak. Setiap orangtua memiliki caranya sendiri dalam mengurus dan menjaga anaknya.Orang tua bukan hanya sebagai penjaga untuk kita sebagai anaknya tapi juga sebagai panutan untuk kita dan juga kita adalah harapan dari mereka. Orangtua menaruh harapan besar terhadap anak-anak mereka, banyak dari orangtua yang telah menentukan masa depan anaknya sedari anaknya kecil.
Beberapa orang tua telah menentukan garis arah bagaimana jalan hidup anaknya sesuai keinginannya seperti dimana kita akan bersekolah, kuliah, jurusan apa yang cocok dengan kita, pekerjaan apa yang baik untuk kita.. seolah-olah anaknya tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk untuk dirinya dan orang tua tidak mau memahami apa yang menjadi keinginan anak. Akibatnya, perdebatan antara orangtua dan anak terjadi. Banyak orangtua yang tak mempertimbangkan terlebih dahulu tetang apa yang di pikirkan dan alasan sang anak. Para orangtua kebanyakan hanya berpikir bahwa apa yang mereka pilihkan adalah yang terbaik untuk anaknya dan kita sebagai anak harus menuruti semua itu. Maka dari itu kebanyakan anak selalu gagal dalam negosiasi dan diskusi dengan orangtua.
Orang tua yang masih berpikiran konvensional akan berpikir pekerjaan formal seperti kantoran, menjadi dokter, ataupun menjadi tentara akan disegani dan sebagainya. Padahal jaman sudah berubah dan sangat berbanding terbalik, seperti banyaknya pekerjaan non formal yang lebih menjanjikan dari pekerjaan formal. Pekerjaan seperti youtuber, gamer dan bloger, suatu pekerjaan yang dalam pikiran orang tua konvensional tidak masuk akal, padahal ada youtuber yang memiliki pengasilan sampai ratusan juta rupiah. Banyak orangtua memaksakan kehendaknya terhadap anaknya. Nah, bila sudah seperti itu? kita sebagai anak yang patuh hanya menuruti kehendak dari orangtua. Tentu hal ini memiliki dampak buruk yang membuat anak-anak mulai kehilangan semangat dan motivasi. Anak-anak yang mengikuti ambisi orang tua sudah di balut rasa terpaksa hingga menjadi beban. Banyak dari anak-anak yang menjadi depresi akan hal itu, melakukan hal yang tidak diinginkan dan tidak disukai pastinya akan membuat kita tertekan.
Seharusnya, para orangtua mengerti posisi anaknya. Mereka bukanlah secara alat untuk menyalurkan ambisi terdahulu. Anak- anak juga memiliki hobi, keinginan, cita-cita yang lain yang pada umumnya bisa berbanding terbalik dengan hobi orang tua itu sendiri. Contohnya saja, seorang anak presiden, kita pasti berpikir bahwa seorang anak presiden pasti akan bercita-cita menjadi presiden seperti ayahnya, tapi ternyata ia ingin menjadi koki karena suka memasak, tentu sangat jelas berbeda bukan?
Intinya sebagai orangtua tidak boleh egois terhadap anak dengan melimpahkan ambisi mereka yang tak kesampaian kepada anak-anak mereka. Karena sang anak pun memiliki hak untuk memilih dan memutuskan keputusan untuk diri mereka sendiri kedepannya. Kita sebagai anak harus menerima saran dari orangtua kita tapi tetap kitalah yang harus memilih jalan kita kedepannya, bila orangtua kita tidak setuju dengan keputusan kita tidak sepatutnya pula berlebihan atau kelewat batas terhadap orangtua harus dapat menjaga batas-batas kewajaran kedapa orangtua. Berilah pengertian kepada orangtua akan pilihanmu.
Pada saat berbicara atau berdiskusi dengan orang tua, kita harus tetap menjunjung tinggi etika, biar bagaimanapun kan orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Mereka yang menjaga dan merawat kita sedari kecil tanpa rasa lelah. Setiap komunikasi yang itu penting untuk mendapat jalan keluar yang terbaik.
Semoga orangtua akan lebih menghargai cita-cita dan keinginan anaknya, dan anaknya pun harus tetap sayang dan hormat kepada orangtuanya. Sangat kita harapkan orangtua sangat peduli dengan apa kelebihan dan kesukaan anak sedari mereka kecil sehingga para orangtua tinggal mengarahkan minat dan bakat anak tersebut, sehingga tidak terjadi pemaksaan kehendak orangtua terhadap anak dan tidak ada pula anak-anak yang tertekan menjalani hidup mereka.
Setiap manusia berhak memiliki cita-cita dan mimpi. Bagi para orangtua biarkanlah anak memiliki mimpi, sekalipun mimpi itu aneh dan seolah-olah tidak mungkin untuk masa depannya. Kerena tidak ada yang tidak mungkin di masa depan nanti. Jangan sampai berkesan tidak mendukung cita-cita dan harapan sang anak sehingga membuat mereka tidak lagi berani untuk bermimpi dan memiliki cita-cita. Menghargai apa yang diinginkan anak akan membuat mereka bahagia seperti kebahagiaan yang diharapkan para orangtua.
( RAGA TABULARASA – 2101693870 )
Comments :