Real Identity Vs. Virtual Identity
Perkembangan media sosial memberikan dampak tersendiri terhadap identitas diri seseorang. Melalui media sosial seseorang dapat mengekspresikan hal-hal tentang dirinya yang sebelumnya mungkin tidak diekspresikan di dunia nyata. Para generasi muda saat ini sangat aktif dalam mengekspresikan semua hal tentang dirinya di media sosial. Salah satu akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang berkenalan di dunia maya tanpa bertemu sama sekali sebelumnya. Kemudian, jika mereka memutuskan untuk bertemu di dunia nyata, seringkali menemukan perbedaan antara identitas di dunia maya dan identitas sebenarnya.
Apa yang menjadi perbedaan identitas tersebut? Perbedaannya adalah bagaimana cara komunikasi verbal dan nonverbal seseorang di dunia maya dan di dunia nyata. Sebagai contoh kasus yaitu banyaknya keluhan para mahasiswa yang berkenalan di dunia maya, lalu saat pertama bertemu merasa tidak nyaman dan menyesal karena cara komunikasi verbal dan nonverbal yang dilakukan di dunia maya berbeda dengan di dunia nyata. Padahal di dunia maya saat mereka chatting dan free calling sekalipun komunikasi terjadi dengan lancar. Mengapa hal seperti ini dapat terjadi? Salah satu sebabnya adalah mungkin orang yang saling berkenalan ini gugup atau sifat aslinya adalah pemalu jika bertemu secara tatap muka. Namun, di dunia maya tidak terlihat sifat-sifat nya ini. Selain itu, pada saat bertemu di dunia nyata body appearance dan body behavior seseorang dapat berbeda dengan yang dia tampilkan di dunia maya.
Tak hanya itu, berkenalan dengan stranger di dunia maya dapat memicu tindak kejahatan. Sering sekali kita mendengar kasus perkenalan seseorang dengan orang lain di Facebook yang berakhir tragis. Misalnya, mereka yang melakukan kejahatan adalah seorang psychopath, namun kita tidak bisa mendeteksinya sama sekali saat kita berinteraksi di dunia maya. Jadi kita harus waspada ketika berkenalan dengan seseorang di dunia maya. Juga, kita harus bijaksana saat membangun identitas nyata (real identity) dengan identitas virtual (virtual identity) kita. Karena memang tidak bisa dipungkiri setiap orang ingin terlihat positif di dunia maya, namun kita harus mempertimbangkan juga dampak yang akan ditimbulkan jika kita tidak menyelaraskan identitas nyata dan identitas virtual kita. (KAR)
By: Kasyfil Aziztya Rangga / 2001603180
Comments :