Integritas merupakan hal yang harus dimiliki setiap orang. Integritas dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya yaitu berlaku jujur dan konsisten. Perilaku ini bisa menjadi penilaian untuk diri sendiri dan modal untuk mendapatkan kepercayaan orang lain.

Mahasiswa sebagai agen perubahan, harus memiliki sikap jujur dalam setiap perilakunya. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan tindakan plagiarisme dalam membuat tugas. Tanpa disadari banyak sekali mahasiswa yang melakukan tindakan mengcopy paste dengan tidak mencantumkan sumber dalam mengerjakan tugas. Menurut guru besar Ilmu Politik dari Northwestern University, Chicago, Amerika Serikat, Jeffrey A Winters, yang dikutip dari tempo.co (9/2/16) jumlah konten plagiarisme dalam esai mahasiswa Indonesia berbeda-beda. Ada yang plagiarisme hanya 4 persen, ada pula yang 50 persen. “Sayangnya ada pula yang plagiat esai mereka sampai 99 persen”. Dari berita tersebut, harusnya kita dapat berkaca, agar mahasiswa Indonesia tidak ada yang terlibat dalam kasus plagiarism lagi.

Kebiasaan melakukan copy paste, tentu akan menumpulkan otak kita. Hal ini juga akan membuat mahasiswa menjadi tidak kreatif. Ditakutkan, kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dunia kerja. Hal inilah yang harusnya sangat dihindari oleh mahasiswa. Binus university memiliki kepedulian tinggi terhadap hal ini. Dibuktikan dengan adanya peraturan, nyontek pada saat ujian, akan dikenakan hukuman DO. Mahasiswa Communication Department, Binus University juga berinisiatif untuk melakukan kampanye sosial #originalitymatters. Kampanye ini sebagai bentuk kepedulian tentang masih banyaknya mahasiswa yang masih melakukan tindakan plagiarisme. Bentuk kampanye ini bermacam-macam, ada yang dilakukan secara online melalui Instagram @originality.matters serta offline melalui kampanye keliling kelas dan kampus Binus Anggrek, serta talkshow tentang topik plagiarism. Diharapkan kampanye ini akan membuahkan hasil positif agar mahasiswa Indonesia bebas dari contek-menyontek! (FGH) #originalitymatters