“SUSAHNYA MENGATUR PENONTON ALAY”
Desember 2013, sekitar jam empat sore telepon genggam saya berdering dan saya mengangkat telpon dari nomor yang tidak saya kenal. Ketika saya mengangkat terdengar suara perempuan, saya kira perempuan itu mengajak saya kenalan taunya beliau adalah salah satu pegawai televisi swasta di ANTV. “Ini Dinan ya? Saya Devy HRD ANTV, kapan kamu bisa ke kantor buat wawancara magang?” Saya sangat senang sekali karena saya tahu untuk magang di televisi swasta komersil sangat susah sekali karena banyak peminatnya yang ingin menuntut ilmu disana. Langsung saja saya bilang ke kak Devy. “Be-besok juga bisa kak!” Saya sedikit terbata-bata karena tinggal selangkah lagi saya bisa magang di ANTV.
Keesokan harinya saya sudah menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di ANTV. Memang tidak terlalu jauh dari rumah saya, hanya naik busway sekali saja dari ragunan menuju Kuningan kawasan Epicentrum. Kantor ANTV sendiri tidak terlalu besar hanya dua lantai saja. Saya menunggu di lobby sejenak untuk dipanggil ke ruang HRD. Suasana yang belum saya lihat sebelumnya, banyak artis mondar mandir di ANTV yang saya lihat seperti Olga, Raffi Ahmad, Julia Perez, dan masih banyak lainnya. Beberapa menit kemudian datanglah seorang perempuan putih berjilbab dan menyuruh saya untuk ikut masuk ke ruang HRD dan perempuan itulah yang menelpon saya yang bernama kak Devy. Saya tentu sangat grogi ketika mau diwawancara, ternyata hanya diajak ngobrol biasa saja dan beliau menjelaskan tentang aturan magang di ANTV dan saya langsung ditempatkan di bagian produksi. Beliau bertanya pada saya apakah saya siap untuk pulang larut malam, saya tersenyum dan saya pasti bisa karena saya ingin mencoba bagaimana bekerja di stasiun televisi. Setelah berbincang cukup lama akhirnya saya ditempatkan di program Campur Campur dan saya bisa mulai tanggal 15 Januari. Saya pulang dengan senyum-senyum sendiri karena tidak menyangka bisa diterima magang di ANTV dan di program Campur Campur yang merupakan salah satu program unggulan di ANTV.
Hari itupun telah tiba dan saya bergegas untuk magang di ANTV. Kemeja hitam, jeans hitam, dan sepatu hitam sudah saya pakai karena itu merupakan seragam anak magang di ANTV. Hari pertama saya sudah berkenalan dengan hampir semua tim mulai dari manajer produksi, eksekutif produser, produser, dan kakak-kakak tim kreatif yang baik hati. Saya tidak berhenti-berhentinya bertanya-tanya kepada mereka semua karena tujuan saya untuk mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya tentang bagaimana memproduksi suatu tayangan di televisi. Saya ditempatkan di tim kreatif karena menurut saya sendiri saya lebih dominan di otak daripada teknis. Banyak sekali ide yang sudah saya lontarkan kepada produser, ya kadang diterima dan kadang tidak tapi itu merupakan suatu hal yang sangat wajar dalam dunia televisi.
Ketika malam tiba, saatnya memulai proses syuting. Saya bertemu dengan artis-artis ternama seperti Melaney Ricardo, Luna Maya, Desta, dan Vincent. Pekerjaan saya cukup berat karena sebagai kreatif kita harus briefing artis, menyiapkan wardrobe dan property, mengarahkan home band, dan banyak pekerjaan lainnya. Cobaan yang paling besar adalah penonton bayaran yang memenuhi studio. Mereka banyak sekali macamnya, ada yang sudah tua, ada yang kemayu, bedaknya putih lebih tebal dan lehernya hitam, mas mas tengil, wah banyak deh pokoknya. Mereka sangat sulit diatur ya mungkin karena mereka pendidikannya tidak tinggi seperti kita yang sampai ke perguruan tinggi.
Pengalaman terburuk saya saat produksi yaitu selalu dengan penonton alay. Ketika saya bertugas sebagai kreatif leader di depan tentu saya harus duduk bersama mereka. Bukannya saya menghina mereka tetapi sebagian dari mereka memiliki ciri khas bau yang sama yaitu bau keringat yang asam. Kadang yang kemayu suka mencolek-colek saya tapi saat live saya harus profesional tidak boleh marah-marah. Saat bintang tamunya Julia Perez, beliau membagi-bagikan kaos untuk para penonton dan suasana studio menjadi tidak kondusif karena mereka rusuh sekali memperebutkan baju-baju yang jumlahnya terbatas. Saya terkadang juga suka geli dengan yang kemayu, mereka menggunakan sepatu flat shoes seperti wanita dan memakai bando dan berjoget-joget.
Setiap hari saya selalu berhadapan dengan para penonton alay karena mereka susah diatur, misalnya floor director menyuruh mereka tepuk tangan tapi yang tepuk tangan sedikit. Floor director menyuruh mereka untuk diam tapi ada yang ketawa-ketawa sendiri. Saya suka frustasi saat proses produksi di studio tetapi saya harus tetap semangat hingga hari terakhir saya magang. Pada suatu hari ada penonton alay yang curhat dengan saya, dia menceritakan kisah hidupnya yang hanya dibayar dengan Rp 20.000 sekali nonton dan harus dibagi dua dengan temannya dan dia hanya mendapatkan Rp 10.000 saja sedangkan rumahnya jauh sekali di Bogor. Saya bertanya mengapa tidak mencari pekerjaan lain saja yang lebih menghasilkan uang, beliau bilang kepada saya kalau mencari kerja di Jakarta susahnya minta ampun. Saya merasa iba kepada mereka yang sudah datang dan hanya mendapatkan sedikit uang dan nasi kotak saja. Lama-kelamaan saya jadi merasa terbiasa dengan para penonton alay yang ada di studio, saya bawa enjoy saja magang di ANTV dan saya selalu semangat agar ketika lulus saya bisa berhasil bekerja di dunia televisi. Ahmad Isyraq Dinan 1401139565/08PTO
Comments :