mimi

Mimi. Lusli, M.Si, MA, Penyandang Tuna Netra yang memiliki dua gelar master dan pendiri Mimi Institute.Sumber: Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Mimi_Mariani_Lusli.jpg

Binus menyadari bahwa Person with disability di Indonesia jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam rangkaian kegiatan satu minggu Festival, diadakan traning untuk para dosen Faculty Member oleh Binus Corporate Learning & development (BCL& D) pada Senin(11/5/2015) dengan Tajuk: Building Lecturers Awareness toward Special Need Students.

Menurut Data nasional, tahun 2013 berdasarkan data dari Riset Kesehatan daerah Person with disability ringan terdapat 8,4 % sedangkan penderita person with disability sedang ? berat sebanyak 11 %. Data dari Kemendiknas, person with disability sebanyak 59,8persen tidak bersekolah. Sedangkan yang bersekolah sebesar 40, 2 persen dan di antaranya adayang berhasil melanjutkan studi sampai dengan jenjang S1 = 0, 95 % dan S2/S3 = 0.04 Persen.Sedangkan United Nation menunjukkan kaum disabilitas sebanyak 10 % dari populasi dunia,yaitu sebesar 650 milyar orang. 80 % di antaranya berasal dari Negara-negara berkembang dan diperkirakan 20 % diantaranya berasal dari kalangan masyarakat yang kurang mampu.

Ada perspektif yang salah selama ini, menurut pembicara seminar, Dra. Mimi. Lusli, M.Si,MA yang juga penyandang Tuna Netra. Mindset masyarakat terhadap penyandang disabilitas dianggap sebagai orang yang cacat, orang sakit, memiliki kekurangan dan memiliki keterbatasan. Menurut perspektif agama person with disability merupakan suatu dosa.Perspektif Budaya dianggap suatu kutukan. Sedangkan mengacu perspektif ekonomi untukmenangani kelompok ini membutuhkan biaya yang mahal.

Sebenarnya masyarakat perlu memahami orang dengan disabilitas. Sebagian dari mereka ada yang Body Disfuntion, activity Limitation, participation restriction atau personal andenviron mental factors. Komunitas ini seharusnya diberi aksesibilitas yaitu kemudahan yang disediakan guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan (UU No.4 tahun 1997).

Dari pemaparan Mimi, jelas terlihat bahwa komunitas disabilitas merupakan market yang semakin hari semakin bertambah dan mereka memang tidak bisa mengubah dirinya sendiri. Lingkungannya yang perlu berubah dengan membiasakan masyarakat berinteraksi dengan orang disabilitas. Realitasnya mereka ada di sekitar kita, ada di setiap wilayah desa,kota, propinsi, Negara, dunia dan mereka ada di setiap bidang kehidupan ekonomi, pendidikan,politik, budaya, dan lain-lain dari berbagai suku, agama, jenis kelamin, profesi dan status.

Binus University, menurut Mimi bisa melakukan tentunya dengan segala resiko mulaidari mempersiapkan Sumber Daya Manusia dan penambahan fasilitas khusus untuk person withdisability tersebut.

Penulis: Lidya Wati Evelina, Dra, MM (Faculty Member Subject Content Coordinator Marketing PublicRelations)