Pandemi dan Kesehatan Mental
Sehat adalah keinginan setiap orang. Kondisi sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit fisik, namun juga meliputi kondisi mental seseorang. Sama seperti tubuh manusia, pikiranpun perlu diperhatikan agar tidak terjebak dalam kondisi stress, perilaku adiktif, atau depresi. Pikiran yang negatif akan mempengaruhi tubuh, begitupun tubuh yang sakit akan mempengaruhi kondisi mental seseorang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, mulai dari kemudahan teknologi yang ternyata mengasingkan penggunanya, hingga situasi pandemi yang mengharuskan kita untuk berdiam diri di rumah. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu ketahanan psikologis, atau bisa disebut dengan resiliensi mental, untuk menghadapi segala perubahan dan permasalahan dalam hidup. Seseorang yang memiliki ketahanan mental yang baik lebih mampu untuk meminimalisir gangguan psikologis.
Sebelum jauh membahas gangguan psikologis atau kesehatan mental, ada baiknya kita ketahui dulu ciri-ciri seseorang dengan gangguan mental menurut Gustiara (2021). Berikut rangkuman beberapa ciri-ciri mendasar terkait gangguan mental:
- Perubahan Jadwal Tidur dan Makan.
Tentu tidak bisa dipukul rata terkait masalah ini, namun ciri-ciri ini bisa menjadi salah satu karakteristik adanya gangguan mental. Jika hal ini berlangsung cukup lama, mungkin kita harus mulai waspada.
- Mood Naik Turun.
Salah satu gangguan mental lainnya juga terjadi bila mood atau perasaan berubah-ubah dengan cepat. Untuk mengetahuinya, kita dapat mengingat seberapa cepat perubahan mood yang dialami, sedari sedih, senang atau bahkan berubah kembali menjadi sedih dengan seketika. Ini bisa menjadi salah satu tandanya seseorang terkena gangguan mental.
- Perlahan-lahan Menarik Diri.
Bila kita merasa menarik diri atau jarang bersosialisasi karena merasakan ada sesuatu hal yang mengganjal, maka sebaiknya menceritakan perasaan kita ke keluarga, teman atau sahabat tentang apa yang dirasakan. Sebab, menutup diri dari lingkungan sosial juga menjadi salah satu pertandanya.
- Menjadi Apatis.
Jika seseorang merasa menjadi acuh atau apatis, mungkin saja orang tersebut sedang terkena gangguan mental. Namun hal ini tentu saja bukan kita sendiri yang merasakan, maka dari itu ada baiknya bertanya beberapa rekan atau orang terdekat, apakah kita sedang memiliki ciri seperti ini?
- Menurunnya Produktivitas.
Saat menurunnya produktivitas, bisa jadi mungkin karena stress atau banyak pikiran sehingga target-target yang sebelumnya sudah dirancang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini juga menjadi tanda dari adanya gangguan kesehatan mental.
Dalam ilmu psikologi, resiliensi ialah kemampuan mental atau emosional untuk mengatasi krisis. Menurut Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR. (2021) saat memaparkan hasil riset bertajuk Resiliensi di Masa Pandemi: Studi tentang Resiliensi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental pada Orang Indonesia pada Sabtu (10/7), Dr Bagus Takwin M Hum, Ketua Laboratorium Cognition, Affect, & Well-Being Fakultas Psikologi UI, selaku peneliti utama, mengatakan masyarakat Indonesia cenderung tidak tahan terhadap tekanan atau rasa sakit serta cenderung pesimistis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan dan membuat mereka terpukul.
Resiliensi atau ketahanan mental dapat dibangun dengan pengalaman positif ketika berinteraksi dengan orang lain, atau ketika berhasil mengatasi suatu tantangan. Contohnya ketika kita berhasil mengerjakan tugas yang sulit, maka ada emosi positif yang muncul di dalam diri kita. Jika situasi sulit berlangsung dalam waktu lama, seperti pandemi, maka dapat menurunkan tingkat resiliensi seseorang. Dan resiliensi yang rendah cenderung dapat meningkatkan gangguan kesehatan mental. Hal ini dapat berujung pada sulit berkonsentrasi, tidak merasa puas dengan apa yang dijalani, sulit mengambil keputusan, dan menghindari masalah.
Kini semua kembali lagi kepada diri kita, bagaimana kita mampu menyikapi emosi yang datang dan tenggelam ditengahnya pandemi yang tak kunjung usai. Meratapinya setiap hari di Internet tanpa aksi, atau justru menggunakan Internet untuk mencari materi-materi bernutrisi. Semuanya kembali lagi kepada diri kita masing-masing ya.
Penulis: Raisha Fitriamany Firdyan
Mahasiswa Communication Department Binus University
Sumber:
Lusia (2021). Studi tentang Resiliensi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental pada Orang Indonesia. Diakses dari https://psikologi.ui.ac.id/2021/07/12/riset-f-psi-ui-resiliensi-orang-indonesia-cenderung-rendah/
Gustiara (2021). Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja Indonesia. Geotimes.id. Diakses dari https://geotimes.id/opini/pentingnya-kesehatan-mental-bagi-remaja-indonesia/
Photo by sydney Rae on Unsplash