Menguak Fenomena Silent Communication atau Ghosting dalam Relasi Masa Kini
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan kita terhubung dalam hitungan detik, justru muncul ironi yaitu fenomena ghosting. Fenomena ini semakin banyak terjadi terutama di kalangan anak muda. Ghosting merujuk pada tindakan mengakhiri interaksi atau hubungan dengan cara menghilang tanpa penjelasan. Praktik komunikasi diam ini sering kali meninggalkan tanda tanya besar dan ketidaknyamanan emosional bagi pihak yang ditinggalkan.
Source: https://www.newpaltz.edu/magazine/ghosting/
Apa yang Dimaksud dengan Ghosting?
Ghosting berasal dari kata “ghost” yang berarti hantu sehingga menggambarkan seseorang yang secara tiba-tiba menghilang dari percakapan atau hubungan, seolah-olah tidak pernah ada. Misalnya, seseorang yang sebelumnya intens berkomunikasi tiba-tiba berhenti merespons pesan tanpa memberikan kejelasan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, situasi ini ibarat berbicara dengan bayangan yang tak pernah membalas.
Mengapa Ghosting Semakin Umum?
Ghosting bukan semata-mata fenomena sementara, melainkan gejala dari pola komunikasi digital masa kini yang serba cepat, ringkas, dan sering kali dangkal. Beberapa alasan yang mendorong meningkatnya ghosting antara lain:
- Mudah Menghilang Secara Digital
Hanya dengan satu sentuhan, seseorang bisa memutuskan kontak, memblokir akun, atau keluar dari platform. Semua itu dapat dilakukan tanpa harus berhadapan secara langsung. - Menghindari Percakapan Tidak Nyaman
Banyak orang merasa gugup atau tidak siap menghadapi percakapan yang emosional atau konfrontatif, sehingga memilih ‘menghilang’ sebagai jalan pintas. - Minimnya Kedalaman dalam Komunikasi Online
Chat singkat, emoji, dan respons cepat sering kali membuat komunikasi terasa dangkal. Hal ini membuka celah untuk menghindari keterlibatan emosional yang lebih dalam. - Terlalu Banyak Pilihan di Dunia Digital
Kehadiran berbagai aplikasi dan platform menciptakan ilusi bahwa seseorang bisa dengan mudah menggantikan satu hubungan dengan yang lain, tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Dampak Ghosting terhadap Praktik Komunikasi
Ghosting bukan hanya menyakitkan secara personal, tapi juga merusak prinsip dasar komunikasi. Ketika komunikasi diputus tanpa penjelasan, muncul ruang kosong yang penuh kebingungan dan salah paham. Dalam relasi interpersonal, hal ini menurunkan kepercayaan dan memperburuk kualitas interaksi di masa depan. Ketidakjelasan ini bertentangan dengan hakikat komunikasi yaitu dalam membangun pemahaman, menyampaikan maksud, dan menyelesaikan persoalan.
Mengatasi Ghosting dengan Komunikasi yang Lebih Sehat
Untuk membangun komunikasi yang lebih sehat di era digital, beberapa langkah penting perlu diterapkan:
- Belajar Menyampaikan Ketidaknyamanan
Menyampaikan perasaan secara jujur dan sopan jauh lebih manusiawi daripada menghilang begitu saja. - Memahami Peran Teknologi secara Bijak
Platform digital hanyalah sarana, yaitu dalam bagaimana kita menggunakannya mencerminkan nilai dan etika komunikasi kita. - Bangun Kesepakatan Komunikasi Sejak Awal
Dalam hubungan apa pun, baik profesional maupun personal, penting untuk menyepakati ekspektasi komunikasi agar tidak terjadi miskomunikasi. - Ciptakan Ruang Aman untuk Ekspresi
Memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara tanpa takut dihakimi mendorong terciptanya hubungan yang saling mendukung.
Penutup
Ghosting menunjukkan adanya celah dalam cara kita berkomunikasi di era digital, di mana pesan tidak selalu disampaikan secara langsung, namun tetap dapat memengaruhi kualitas hubungan secara signifikan. Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk mengembangkan komunikasi yang lebih jujur, transparan, dan penuh tanggung jawab. Komunikasi yang sehat tidak hanya menyampaikan isi pesan, tapi juga menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang kita ajak bicara. Dengan memahami pentingnya hal tersebut, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih manusiawi meskipun berada di balik layar.
Referensi:
- LeFebvre, L. E., Allen, M., Rasner, R. D., Garstad, S., Wilms, A., & Parrish, C. (2019). Ghosting in emerging adults’ romantic relationships: The digital dissolution disappearance strategy. Imagination, Cognition and Personality, 39(2), 125-150.
- Liputan6.com, (2025) “Apa itu Ghosting, Fenomena Hubungan Modern yang Perlu Dipahami,”. https://www.liputan6.com/feeds/read/5898333/apa-itu-ghosting-fenomena-hubungan-modern-yang-perlu-dipahami
- Kompasiana.com (2025), “Ghosting, Masalah Komunikasi yang Kian Marak di Era Digital,”. https://www.kompasiana.com/image/ningrumniza6012/67ff809ec925c474e54ba072/ghosting-masalah-komunikasi-yang-kian-marak-di-era-digital
- Majalah Jakarta (2024), “Gen Z dan Fenomena Ghosting,”. https://majalahjakarta.id/gen-z-dan-fenomena-ghosting/
Comments :