Dari K-Drama ke Realita: Penyebaran Budaya Makanan dan Gaya Busana Korea dalam Perspektif Komunikasi
Di era globalisasi, media sebagai alat komunikasi budaya telah memainkan peran penting dalam menyebarluaskan nilai-nilai budaya suatu negara. Salah satu fenomena yang mencerminkan hal ini adalah kepopuleran K-Drama (Korean Drama) yang tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai media komunikasi budaya yang memperkenalkan gaya busana dan makanan khas Korea Selatan ke seluruh dunia.
Melalui berbagai adegan dan alur cerita, K-Drama menjadi medium komunikasi yang efektif dalam membentuk persepsi, menanamkan citra budaya, serta mempengaruhi kebiasaan konsumsi dan gaya hidup masyarakat global. Artikel ini akan menganalisis bagaimana penyebaran budaya makanan dan fashion Korea melalui K-Drama dapat dijelaskan dalam konteks komunikasi.
Sumber : TvN
- K-Drama Sebagai Alat Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) merupakan proses di mana pesan dan nilai-nilai budaya dari satu komunitas disampaikan kepada komunitas lain. Dalam konteks ini, K-Drama menjadi media komunikasi massa yang efektif dalam membangun pemahaman lintas budaya.
- Teori Komunikasi Naratif (Narrative Paradigm – Walter Fisher)
Teori ini menjelaskan bahwa manusia memahami dan merespons dunia melalui narasi. K-Drama sebagai bentuk komunikasi naratif memungkinkan audiens untuk terhubung secara emosional dengan budaya Korea melalui cerita yang ditampilkan. - Media sebagai Soft Power
Menurut teori soft power oleh Joseph Nye, media hiburan seperti K-Drama dapat digunakan sebagai alat diplomasi budaya yang secara tidak langsung memperkenalkan kebiasaan, gaya hidup, dan nilai-nilai Korea Selatan kepada audiens global.
Sumber : Netflix
- Fashion dalam K-Drama: Komunikasi Identitas dan Tren Global
Fashion dalam K-Drama bukan sekadar elemen estetika, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi identitas. Setiap karakter dalam drama menyampaikan kepribadian, status sosial, dan emosi melalui pakaian yang mereka kenakan.
- Hanbok sebagai Representasi Budaya
Dalam drama bergenre saeguk (drama sejarah), penggunaan hanbok berfungsi sebagai komunikasi simbolik yang menggambarkan warisan budaya Korea. Penggunaan pakaian tradisional ini dalam K-Drama tidak hanya melestarikan identitas nasional, tetapi juga menumbuhkan ketertarikan global terhadap budaya Korea. - Korean Style dan Komunikasi Nonverbal
Dalam K-Drama modern, fashion menjadi bagian dari komunikasi nonverbal yang mengungkap status sosial, preferensi, dan bahkan dinamika karakter. Tren “Korean Style” yang muncul dari drama seperti Crash Landing on You atau Goblin menjadi bentuk komunikasi visual yang berdampak pada audiens internasional. - Efek K-Drama dalam Teori Imitasi (Imitation Theory – Gabriel Tarde)
Menurut teori ini, manusia cenderung meniru perilaku yang mereka lihat di media. K-Drama menciptakan tren fashion yang diikuti oleh penonton global, mengubah kebiasaan berpakaian dan gaya hidup mereka.
- Kuliner dalam K-Drama: Media Komunikasi Rasa dan Budaya
Selain fashion, makanan khas Korea juga menjadi bagian dari komunikasi budaya yang ditampilkan dalam K-Drama. Melalui adegan makan, ekspresi aktor, dan narasi cerita, makanan bukan hanya sebagai latar, tetapi juga sebagai alat komunikasi emosional dan sosial.
- Komunikasi Sosial Melalui Makanan
Dalam budaya Korea, makan bersama adalah bagian penting dari komunikasi interpersonal. K-Drama sering menampilkan adegan makan sebagai simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga, seperti dalam drama Let’s Eat atau Hospital Playlist. - Penyebaran Kuliner Melalui Media – Teori Agenda Setting
Teori ini menjelaskan bahwa media memiliki kekuatan untuk mengarahkan perhatian publik pada isu tertentu. Dengan seringnya makanan Korea muncul dalam K-Drama, perhatian audiens global tertuju pada kuliner Korea, sehingga memicu tren konsumsi makanan Korea di berbagai negara. - Food Symbolism dalam Komunikasi Budaya
Makanan tertentu dalam K-Drama memiliki makna simbolik. Misalnya, ramyeon sering kali dikaitkan dengan kencan atau hubungan romantis, sementara kimchi melambangkan identitas nasional Korea.
Fenomena kepopuleran K-Drama tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memainkan peran penting dalam komunikasi budaya dan penyebaran tren global. Melalui fashion dan makanan yang ditampilkan, K-Drama berfungsi sebagai medium komunikasi lintas budaya yang memperkenalkan gaya hidup Korea kepada dunia.
Comments :