Lika Liku Milenial
Dari zaman dahulu kala, generasi ke generasi kian berubah. Sekitaran tahun 1980 hingga tahun 1995 terlahirlah generasi Y atau yang biasa dikenal dengan generasi milenial. Pada generasi ini teknologi telah maju, mereka tumbuh di dunia yang telah canggih menggunakan media sosial dan juga smartphone. Dengan begitu, generasi milenial otomatis sangat mahir dalam menggunakan teknologi.
Terlalu lama menggunakan gadget menyebabkan generasi milenial sering dinilai sebagai generasi yang malas. Namun pada kenyataannya generasi milenial merupakan generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, serta generasi yang paling banyak membaca buku. Tetapi generasi ini sangatlah rentan terserang depresi bahkan gangguan kecemasan.
Karakteristik Generasi Milenial
Generasi ini mempunyai karakteristik yang bisa dibilang kurang perduli untuk membantu sesama. Sisi negatif dari generasi milenial selain malas, mereka juga sangat narsis, serta suka melompat atau berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
Generasi milenial memiliki sisi positif yang memiliki pemikiran yang terbuka, rasa percaya diri yang tinggi, dapat mengekspresikan perasaan dengan baik, pribadi yang liberal, optimis, dan dapat menerima ide serta cara hidup yang baik. Generasi ini sangat suka jam kerja yang lebih fleksibel.
Pengakuan salah satu generasi milenial yang menyetujui bahwa generasi milenial lahir setelah generasi X.
“Setujuuuu…. Generasi milenial lahir setelah generasi X. Dan disaat itu kita dikenal dengan kelompok anak istilahnya milenium” kata Melati, ibu dari 2 orang anak.
“Saya mewakili anak milenial yang memiliki beberapa karakter anak milenial diantaranya, spesial, percaya diri, melindungi, memiliki wawasan kelompok yang luas, konvensional, tahan terhadap tekanan, serta selalu mengejar pencapaian. Dilihat dari cara pandang kita menilai, mungkin ada segi negatif yang benar, tetapi menurut saya kaum milenial memiliki sikap yang terbuka. Bukan berarti kita hidup di zaman milenial yang serba teknologi kita disebut malas dalam tanda kutip, tetapi kita lebih melihat seberapa efektif kita beraktifitas dalam pekerjaan.” lanjutnya.
Gaya Hidup Generasi Milenial
Gaya hidup anak milenial bisa dibilang mahal. Mengapa mahal? mereka mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk gaya berpakaian, hobi kulineran, travelling, dan kebiasaan jajan kopi setiap hari. Generasi milenial juga gampang tergiur dengan barang-barang bermerek model terbaru. Dengan gaya hidup yang seperti itu, kebanyakan dari mereka yang menggunakan kartu kredit ataupun berhutang dengan cara lain untuk membeli keinginannya tersebut.
Tetapi bukan hanya tentang senang-senang yang tidak membawa manfaat, generasi ini banyak memberikan banyak perubahan dan pengaruh baik bagi diri sendiri dan banyak orang. Berpetualang mencari ilmu dan pengalaman selalu dilakukan kaum milenial. Memperluas pertemanan serta menambah relasi melalui komunitas juga gaya dari hidup milenial.
Kaum milenial dituntut untuk terus bisa bersaing serta membuat banyak karya. Tidak sedikit juga kamu milenial yang rela melakukan investasi banyak uang banyak untuk menimba ilmu serta mencari pengalaman.
Sebuah bantahan atau ketidaksetujuan dari karyawan muda yang cantik bahwa gaya hidup anak milenial itu mahal.
“Mahal dan murah itu relatif, tergantung dari masing-masing orangnya. Kalo aku pribadi sih, hidup anak milenial itu sebenernya murah kalo gak ngikutin gengsi dan trend” ujar seorang karyawan sambil tertawa.
“Karena gini yak, jiwa-jiwa anak milenial itu masih menggebu-gebu kaya gak mau kalah saing apalagi sekarang pengaruh dari sosmed ya, makanya sekarang kata-kata insecure itu muncul karena orang-orang terlalu banyak ngeliat sosmed yang belum tentu real” sambungnya.
Perspektif Antar Generasi Milenial
“Menurut kuu sih ya, anak milenial mah anak-anak muda jaman now yang melek teknologi. Apa-apa pake teknologi untuk menunjang keseharian” celetuk Ivo, seorang ibu rumah tangga yang sangat kekinian.
“Jujurly kalo gue sih mengakui para milenial itu kaya berinteraksi nya kalo ada perlunya doang. Eh tapi gatau juga deng, soalnya kaya kebanyakan orang yang gue tau itu begitu. Dan gue sendiripun jarang yang kaya ngomong sama orang gitu kalo ga penting-penting banget. Gue lebih asik di gadget gue. Pokonya dunia gue tuh kaya di sosmed gitu” ujar Ridho, seorang Freelance.
Kesimpulan
Dari hal ini kita jadi mengetahui, ada fenomena yang berubah dalam kehidupan. Mulai dari karakter, pola pikir, gaya hidup, atau mungkin ada yang berujung pada puncak untuk mencapai hal-hal yang diinginkan.
Ada banyak hal yang akan muncul seiring dengan perkembangan personal pribadi para milenial. Tapi kita perlu sadari, sikap seseorang bisa saja berubah sesuai keadaan dunia saat ini yang sering sekali berubah. Ada beberapa hal yang tak tergantikan yaitu disiplin, jujur, dan konsisten. 3 hal ini akan selalu tetap ada di dalam diri setiap individu generasi milenial.
Penulis: Aurora Ardilla Putri