D

Pernahkah anda menonton film Baby’s  Day Out? Film yang diperan utamai oleh seorang balita yang didalam film tersebut sedang berjalan – jalan padahal sebenarnya dia sedang diikuti sang penjahat? Yap benar film yang disutradarai oleh Patrick Read Johnson ini menceritakan tentang bagaimana sang bayi bisa merasakan senang mengexplor dunia luar tampa harus kuatir dengan orang jahat yang sedang mengejar dia.Dalam film yang berdurasi kurang lebih 130 menit ini terlihat bahwa sang orang tua yang teramat sangat panic melihat kepergian sang bayi, dapat disimpulkan bahwa sang ibu dan sang ayah yang merasakan kehilanggan yang cukup mendalam saat anak nya hilang. Hal ini dapat  membuktikan bahwa sebenarnya yang dapat menyayangi kita tampa perantara adalah orang tua kita.

Permahkah terlintas dipikiran anda mengapa kita harus lahir didunia ini lewat rahim ibu kita? Mengapa kita tidak bisa memilih ibu yang mana yang akan  mennyayangi aku sepenuh hati mereka? Apakah ini takdir dari Tuhan bahwa  ibu mana saja yang akan melahirkanku berarti dia akan mennyayangi aku sepenuh hati mereka?. Bila kita lihat kembali semua hal yang kita lakukan sudah dari Tuhan yang mengatur tapi apabila adanya kejanggalan dalam keluarga kami apakah itu salah satu dari rencana Tuhan?. Banyak pertanyaan yang membuat kita berfikir mengapa harus aku Tuhan, kenapa kejadian seprti ini harus aku yang menimpanya bukan orang lain? Apakah menurut Mu aku pantas mendapatkan cobaan ini? Lalu apakah aku bisa melewati cobaan dari Mu ini Tuhan?

Banyak sekali hal – hal yang kita ingin tanyakan didunia ini sama hal nya dengan banyak nya kasus – kasus kekerasan dengan anak dibawah umur. Apakah anak anda pernah memilih siapa orang tua mereka dan pada saat mereka lahir didunia ini adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menjaga nya hingga titik darah penghabisan apabila perlu kita perluberkorban nyawa untuk buah hati kecil kita, seharusnya itu adalah tugas orang tua yang sebenarnya. Orang tua sudah di titipkan hal yang paling berharga oleh Tuhan dan tugas orang tua tidak boleh mennyia – nyiakan tanggung jawab dari Tuhan. Dari bulan September 2018 sudah sedikitnya 98 kasus kekerasan yang terjadi oleh anak dibawah umur, hal ini membuktikan bahwa kasus kekerasan kepada anak dibwah umur masih sering terjadi di Negara Indonesia.

Dalam menulis berita ini saya akan memberikan beberapa contoh kasus kekerasan pada anak di bawah umur. Kasus yang pertama terjadi didaerah bekasi tersangkat yang bernama Ari tega memukuli MM yang berusia 5 tahun lantaran kesal. Cerita bermula pada saat Ari mabuk dan ingin melampiaskan nafsu bejatnya kepada salah satu pembantu rumah tangga yang berinisial AN, karna AN merasa takut dan panik akirnya AN menjerit dan berhasil kabur dari dekappan Ari dengan waktu yang bersamaan MM korban pun terbanggun dan menangis mendengar tangisan korban dan Ari pun merasa kesal karena sedang mabuk Ari pun akirnya tega memukuli balita malang itu hingga babak belur, tidak hanya itu Ari pun sempat melempar korban ke kamar mandi hingga korban terluka dibagian kepala.

Melihat sang korban bercucuran darah Ari sang pemabuk akirnya melarikan dari dan sempat menajdi buronan polisi selama 9 hari. Ari yang sempat kabur hingga ke kota kebumen Jawa Tengah akirnya tertangkap di Cirebon. Melihat hal ini ayah kandung MM yang berinisial AN merupakan teman mabuk dari Ari mengaku sangat kecewa dengan perlakukan Ari  padahal Ari dan keluarga AN merupakan teman dekat, tiidak hanya itu keluarga AN pun akirnya menuntut Ari dan memasukan Ari kepenjara. Dari kasus ini banyak hal yang dapat kita pelajari yang pertama adalah janggan pernah terlalu percaya terhadap orang lain walaupun dia adalah teman dekat kita lalu yang kedua adalah yang paling penting yaitu bahwa janggan pernah mabuk – mabukan dirumah apalagi kita memiliki balita di dekat kita karena akan berakibatkan fatal kita tidak tau apa yang bisa dilakukan orang dibawah pengaruh alcohol.

Kasus penganiyayan terhadap anak dibawah umur tidak hanya terjadi pada anak – anak balita saja, namun kasus kekerasan bisa saja terjadi pada anak remaja seperti contoh kasus yang kedua yaitu penganiyayan terhadap remaja. Kasus ini bermula pada saat SA(16) dan GP(16)  pernah menjadi relawan di salah satu yayasan amal tersebu. Saat bertugas, mereka berkeliling pemukiman dan mendatangi rumah satu-persatu dengan modal amplop kosong dan brosur yayasan. Peristiwa tragis itu dimulai saat beberapa pengurus yayasan pada 5 September 2018 lalu memergoki SA dan GP berada di wilayah Jakarta Selatan. Meski sudah tak menjadi relawan yayasan, keduanya dan seorang remaja yang diketahui bernama Dona Ardiana (21), terlihat tengah meminta sumbangan dengan brosur yayasan. Melihat hal itu, pengurus yayasan bernama Dedi (25), langsung membawa ketiganya ke kantor yayasan untuk diinterogasi. Disana, Dedi dibantu pengurus lain, yakni Abdul Rojak (33) dan Haerudin (27), langsung melakukan penganiayaan.

Diajeng Marina (2101638746)