Masih ingat kah kalian dengan film yang sangat menginspirasi, garapan dari Daniel Ziv bertemakan kehidupan masyarakat jalanan di pusat Ibu Kota Negara. Berhasil bersaing dan memenangkan penghargaan dikancah Internasional tahun 2013.

Film yang berjudul “JALANAN” tayang pada 10 April 2014 silam telah banyak ditonton oleh masyarakat. Sebelum penayangannya di Jakarta, film ini tayang pertama kali pada Oktober 2013 di festival film terbesar Asia, yaitu Busan International Film Festival, Korea. Dengan menjadi juara pertama di kategori Best Documentary. Mendapatkan nominasi penghargaan tersebut, tidak luput karna proses produksinya yang sangat menarik perhatian. Dimana untuk memproduksi film ini memakan waktu selama 6 tahun masa produksi. Daniel Ziv yang merupakan sutradara di film dokumenter ini, melakukan proses syuting selama 6 tahun dengan pengambilan gambar berupa video sebanyak 250 jam, dan dijadkan dalam bentuk film selama 1 jam 30 menit. Soundtrack atau lagu pengiring dalam film ini juga memang karya dari tiga pemeran tersebut. Maka dari itu, film ini memiliki keunikan dan makna tersendiri yang terkandung pada film tersebut. Untuk alur ceritanya sendiri juga sangat menarik, dimana daniel membebaskan para aktornya yaitu Ho, Titi, dan Boni dengan senang hati melakukan segala macam aktivitas yang seperti biasa mereka lakukan setiap harinya. Aktivitas yang biasa mereka lakukan tidak jauh dari aktivitas masyarakat jalanan Ibu Kota Jakarta pada biasanya. Suatu ketika, daniel dengan tanpa sengaja harus mengikuti Ho selaku aktor dalam film ini ke kantor Satpol PP atau Satuan Polisi Pamong Praja.

Seluruh pemeran film JALANAN ini memerankan karakternya dengan asli, sesuai bagaimana pribadi mereka masing-masing, tanpa ada rekayasa. Pernah suatu ketika,Titi selaku pemeran perempuan dengan sengaja bertanya kepada Daniel bahwa mereka akan melakukan aktivitas apa lagi. Karena, Titi juga sudah bingung harus melakukan apa. Sedangkan, keinginan Daniel adalah mereka melakukan apapun yang mereka sukai, melakukan aktivitas apapun yang mereka lakukan setiap harinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan. Selain film ini mendapatkan penghargaan Best Documentary. Daniel juga mendapatkan hadiah berupa uang tunai. Tetapi, hadiah ini tidak Daniel terima dengan sendirinya. Melainkan, Daniel memberikan 3 rumah untuk para Narasumbernya yaitu Titi, Ho, dan Boni yang juga berperan dalam film tersebut. Daniel dengan sengaja memberikan mereka sebuah rumah. Karena, Daniel merasa bahwa film ini tidak akan ada artinya jika tidak ada peran mereka bertiga yang sangat mendukung.

Dengan demikian, tak heran jika film ini lolos dan menjadi juara di ajang penghargaan bergengsi di Busan, Korea Selatan. Karena, jarang sekali ada seseorang yang dengan senang hati merelakan waktunya selama 6 tahun untuk melakukan syuting film tersebut. Walaupun memang film ini bertemakan dokumenter, tetapi film ini dikemas dengan sangat menarik, menghibur, dan juga menginspirasi. Dengan begitu, memberikan kesan berbeda dari film-film dokumenter pada umumnya. Film dokumenter ini memang bukan karya dari anak bangsa, tetapi film ini diciptakan oleh Daniel Ziv selaku sutradara yang berasal dari Kanada. Meskipun film ini bukan dari karya anak bangsa, tetapi film ini dapat memberikan antusias tersendiri dari para masyarakat Indonesia. Karena, menceritakan kisah hidup dari masyarakat asli bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda, tentunya kita harus bisa menciptakan karya-karya film yang lebih menginspirasi dan mencirikhaskan sebuah kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu, film dokumenter ini bisa menjadi salah satu referensi bagi sutradara – sutradara di Indonesia maupun generasi muda bangsa ini, yang senang bahkan hobi untuk membuat sebuah karya film. Jadi, dengan karya kita yang didasari oleh hobi dan tekad yang kuat. Hal ini dapat membanggakan nama Indonesia tidak hanya di dalam Negeri, tetapi juga di luar Negeri.

 

 

Fitria Rahmawati

2101665620

Mass Communication