Ada salah satu daerah di Srengseng Sawah tepatnya Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yang dimana menjadi salah satu tempat cagar budaya asli Betawi, yaitu Setu Babakan. Sedikit sejarah tentang setu babakan. Setu babakan  sudah berdiri sejak 18 Agustus 2000 pada era pemerintahan Gubernur Sutiyoso dan melalui pergub No.9 tahun 2000 yang berisi bahwa Setu Babakan ditetapkan menjadi pusat cagar budaya betawi di Ibu kota.

 

Dari luas 289 hektar, 30 persen di antaranya dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan (UPK) PBB Setu Babakan. Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol. Untuk urusan kuliner khas Betawi banyak yang dijajakan disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Bir Pletok dan lain – lain. Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.

Monumen Selamat datang yang kita jumpai saat kita sampai di daerah Setu Babakan (sumber:pribadi)

Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI. Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tetapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan

 

Saya sendiri pun belum pernah berkunjung ke cagar budaya Setu babakan, Akhirnya menyempatkan diri untuk berkunjung kesana. Sesampainya disana betapa terkejutnya saya dengan keindahan tempat wisata cagar budaya yang ada di dalam Ibu Kota, Yang selama ini ada dibenak saya tempat wisata di Jakarta itu selalu membosankan untuk dikunjungi, tetapi ketika saya sampai disana pikiran buruk saya sirna seketika.

Kerak Telor yang sudah jarang ditemui di daerah Ibu Kota (sumber:pribadi)

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, Saya pun mencari jajanan khas betawi yang dimana sekarang ini sudah jarang ditemui di daerah ibu kota . Setelah berkeliling dan banyaknya pilihan, akhirnya saya pun membeli kerak telor, Lalu saya pun beranjak ke gedung Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, yang dimana menurut informasi orang sekitar didalamnya terdapat semacam museum yang berisikan tentang sejarah sejarah, kesenian, kebudayaan dan pelaku budaya yang berhubungan dengan budaya Betawi itu sendiri.

 

Ketika masuk kedalam area gedung UPK tersebut betapa kagetnya saya ternyata gedung tersebut sangat luas dan terbagi menjadi beberapa bagian. Dan setelah saya masuk kedalam gedung ternyata ada Bagian tersendiri lagi dimana itu menjadi panggung ketika ada pagelaran budaya, atau acara sebagainya yang dikelilingi oleh replica rumah adat Betawi.

Gedung kantor serta museum d UPK PBB Setu babakan
(sumber:pribadi)

Saya pun ingin lebih tau banyak tentang Setu Babakan ini dan tidak disangka sangka, saya dapat berbincang langsung dengan salah satu tokoh Betawi sekaligus Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Syaiful Amri.

 

Syaiful Amri sendiri adalah seorang pelaku budaya betawi dan ia dikenal sebagai salah satu motor dalam membangkitkan kesenian Betawi. Lalu saya pun berbincang dengan beliau, dan ia menjelaskan bagaimana Setu Babakan ini menjadi salah satu destinasi unggulan di DKI Jakarta, “Di daerah setu babakan ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding daerah daerah lain di ibu kota salah satunya ada buah buahan khas betawi yang tidak tumbuh di daerah lain diantaranya ada Rukem dan Nam-Nam” ujar Syafiul Amri

Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Syaiful Amri. (sumber:pribadi)

Lalu ia menjelaskan bagaimana sejarah Setu Babakan bisa menjadi sebuah Destinasi unggulan yang menjadi percontohan perkampungan budaya betawi. “Dimulai dari tahun 70an perkampungan budaya betawi itu mau di bangun di daerah Condet, Jakarta Timur tetapi karena daerah tersebut sudah sangat ‘urban’ lalu ketika tahun 2000 diwacanakan kembali perkampungan budaya betawi itu harus ada dan rencana itu dorong oleh berbagai elemen dari tokoh masyarakat, Bamus, Ormas dan sebagainya. Dari situ muncul lagi berbagai opsi apakah tetap di Condet, di Marunda, Di Kemayoran Lalu di Setu Babakan. Dan setelah peninjauan ulang dari berbagai aspek maka terpilih lah Setu Babakan menjadi Perkampungan Budaya Betawi.”

Dan karena misi utama UPK PBB itu sendiri adalah pelestarian budaya maka cukup banyak juga kegiatan yang dilakukan disini contohnya setiap hari minggu kita disini mengadakan yang namanya Pagelaran Reguler, Pagelaran regular ini diadakan bertujuan untuk memberikan kepada setiap sanggar sanggar di DKI Jakarta untuk melakukan pentas budaya Betawi, diantaranya ada, Lenong, Samrah, Gambang Kromong, Kasidah dan masih banyak lagi ujarnya.

Dan setiap selesai lebaran Idul Fitri, Disini selalu diadakan Lebaran Betawi dimana Lebaran Betawi di wilayah Jakarta Selatan telah menjadi kebijakan Pemerintah DKI Jakarta, yang menyatakan bahwa setiap tahunnya Lebaran Betawi akan digelar di PBB Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

So Bagaimana, Setelah membaca Artikel ini apa anda tertarik untuk mengunjungi Kawasan Wisata Setu Babakan?