Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa dengan Jokowi, merupakan sosok pahlawan yang sangat berpengaruh dalam pembangunan yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selama menjabat dalam 4 tahun terakhir, Presiden Jokowi telah berperan penting dalam pembangunan yang ada. Dimulai dari pembangunan Infrastruktur Konektivitas, Infrastruktur Pendukung Ketahanan Pangan dan Infrastruktur Telekomunikasi.

Dikatakan dalam pidatonya, Jokowi menyebut bahwa pemerintahan kabinet kerja selama empat tahun belakangan ini gencar membangun infrastruktur. “Pemerintahan yang saya pimpin berjuang memulihkan kepercayaan rakyat melalui kerja nyata membangun negeri, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” kata Jokowi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018). Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pembangunan dilakukan secara adil dan merata.  Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa dengan pembangunan yang ada, Jokowi berharap bahwa masyarakat yang berada di perbatasan, di pulau – pulau terluar dan dikawasan tertinggal merasakan kehadiran Negara.

Memang hingga saat ini Indonesia sedang mengejar ketertinggalan Pembangunan Infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir. Proyek – proyek Pembangunan Infrastruktur dibangun secara massif, dimulai dari jalan tol, jembatan, bendungan, hingga pembangkit listrik.

Menurut catatan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR). Selama 4 tahun masa pemerintahannya, Presiden Jokowi dan pemerintahannya telah membangun Jalan Nasional sepanjang 3.432 km, Jalan Tol sepanjang 941 km, 65 bendungan baru dan jaringan irigasi baru seluas 860.015 hektar.

Meski mendapatkan banyak pujian, masa pemerintahan Presiden Jokowi juga tidak lepas dari kritikan. Salah satu kritikan berasal dari Bank Dunia, dalam laporan bertajuk Infrastructure Sector Assessment Program (infraSAP). Dalam laporan tersebut, Bank Dunia menyebutkan bahwa Pembangunan Infrastuktur yang ada di Indonesia masih memiliki kualitas yang rendah,  tidak direncanakan dengan baik dan hanya bergantung pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga menyebabkan perusahaan – perusahaan kebingungan mencari dana.

Presiden Jokowi menjelaskan alasan mengapa membangun Infrastukrur dengan gencar dan merata, tidak hanya di Pulau Jawa saja. Ketika ditanya oleh salah satu pewawancara, mengapa gencar membangun infrastruktur. Presiden Jokowi menjelaskan bahwa “Membangun dari pinggiran, membangun dari pulau-pulau terluar, ya karena daerah-daerah sangat membutuhkan itu,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Pembangunan Infrastuktur seperti Jalan Trans Kalimantan, Trans Sumatera dan Trans Papua. Adalah contoh Infrastruktur yang dibangun untuk mempermudah mobilitas orang maupun mobilitas barang agar menjadi lebih cepat dan harga barang pokok menjadi lebih murah di berbagai kawasan yang ada di indonesia, karena terdapatnya kemudahan akses yang dilalui. “Kita bangun agar ketimpangan infrastruktur antara Indonesia bagian barat, tengah dan timur menjadi seimbang.” Tegasnya di hadapan para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang hadir pada Jumat (17/11).

Ketimpangan Pembangunan Infrastuktur ini memang dalam realitasnya menjadikan Rakyat Indonesia, khususnya pada bagian timur tidak merasakan keadilan sosial seperti yang dirasakan oleh Rakyat yang berada di Pulau Jawa. “Ini bukan hanya masalah ekonomi, ini adalah masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” ujar Presiden Joko Widodo.

Presiden Jokowi juga menjelaskan beberapa ketimpangan seperti perbedaannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Jawa dan Pulau Papua. Di Pulau Jawa masyarakat dapat merasakan BBM dengan harga Rp 6.450 namun masyarakat di Pulau Papua harus merakan harga Bahan Bakar Minyak dengan harga Rp 60.000 sampai Rp 100.000 per liter. Perbedaan yang sangat jauh pada masa nya.

“Kalau masih Rp 10.000 – Rp 15.000 (perbedaannya) bisa saya maklumi. Tapi kalau Rp 60.000 itu sudah 10 kali lipat. Saya perintahkan kepada Menteri BUMN, saya minta harga bensin di Papua khususnya di Pegunungan Tengah, di Wamena, harganya sama seperti di Jawa. Tapi baru satu setengah tahun setelah perintah itu harga bisa sama dengan di Jawa,” ucapnya.

Tidak hanya harga Bahan Bakar Minyak, harga Semen pun memiliki perbedaan atau ketimpangan yang cukup tinggi. Di Pulau Jawa semen dapat dibeli dengan harga Rp 70.000 – Rp 80.000 sedangkan di Pulau Papua dapat mencapai harga Rp 1 Juta per sak nya.

Inilah merupakan alasan mengapa Presiden Joko Widodo membangun Jalan Trans Papua. Presiden Jokowi berharap dengan pembangunan yang ada ini akan membantu masyarakat Papua dalam segala aspek salah satunya akses bagi barang – barang kebutuhan agar menjadi lebih murah.

Namun hingga kini 11 Januari 2019 harga Bahan Bakar Minyak telah mengalami kemajuan, yaitu berkurangnya ketimpangan dengan persamaan harga BBM Premium dengan harga Rp. 7.000 dan Rp 6.900 di luar Pulau Jawa, Madura dan Bali. Walaupun masih terdapat perbedaan namun tidak signifikan atau jauh perbedaannya.

Presiden Joko Widodo sudah sangat berperan penting dalam Pembangunan Infrastruktur  yang ada di Indonesia selama masa jabatannya. Seperti pembangunan jalan tol yang memberi kemudahan akses dan menjadi menguntungkan masyarakat sekitar, terutama di luar Pulau Jawa. Pembangunan bendungan dan pembangunan lainnya. Meskipun Presiden Jokowi sering mendapatkan ujaran kebencian dari berbagai pihak, Jokowi berhasil membuktikan dengan kerja nyata dan tertolongnnya masyarakat. Jokowi telah menjadi Pahlawan Pembangunan bagi Indonesia.