Halo para penikmat kopi….

Mengenai soal kedai kopi nih,ternyata  kedai kopi telah menjadi salah satu tempat favorit bagi semua kalangan umur loh guys. Sudah menjadi layaknya sebagai tempat nongkrong atau kumpul bersama teman-teman dan keluarga, tempat untuk saling berdiskusi, tempat untuk mencari sumber inspirasi, dan juga sebagai tempat untuk saling mencari relasi yang baru.
Dalam seiring berjalannya waktu,dari tahun 2013 hingga sekarang ditahun 2018 akhir, telah banyak sekali kedai kopi atau coffeeshop yang tersebar secara luas di setiap sudut – sudut ibu kota Jakarta, bahkan dari beberapa lokasi kantor, sekolah, ataupun kampus, juga terdapat sebuah kedai kopi atau coffee shop. Mereka saling bersaing dalam soal bentuk rasa, kenyamanan tempat, harga, konsep dan juga saling bersaing untuk menu-menu signature mereka.

Nah dalam pembuatan artikel ini,saya akan membahas mengenai sebuah kedai kopi kecil yang berletak di Pasar Minggu. Kedai kopi kecil tersebut bernama “Tolu Coffee”.

Tolu Coffee adalah,sebuah kedai kopi kecil yang telah dibangun oleh 3 orang sahabat, yang telah sukses dalam memenuhi janji mereka. Janji mereka tersebut adalah, untuk menjadi pengusaha muda dengan secara bersama dalam membangun usaha bisnis kedai kopi.
Si Tolu Cofee ini memakai konsep “Minimalis” terhadap kedai kopinya. Awalnya konsep “Minimalis” ini dibangun,karena mereka memiliki tempat yang begitu kecil dan diampit oleh sebuah Perumahan dan Kampus Universitas Nasional Jakarta Selatan.

Dan mereka pun juga memiliki menu favorit tersendiri loh para penikmat kopi.Menu favorit mereka adalah “Kopi Susu Keraton”.Tidak hanya menu-menu favorit dan menu-menu lainnya saja yang akan mereka sediakan,akan tetapi mereka pun juga memiliki sebuah tujuan dalam membangun usaha kedai kopi kecil mereka loh guys.

Tujuan mereka adalah,ingin sekali meng-edukasikan kepada para Mahasiswa dan juga para masyarakat sekitar mengenai karakteristik kopi, mengenai jenis-jenis kopi, metode-metode penyeduhan kopi, dan juga segi kesehatan yang telah terkandung di dalam kopi.

Agar para Mahasiswa dan juga para masyarakat sekitar pun tahu, bahwasanya negara Indonesia adalah salah satu negara pemasok biji kopi terbesar di dunia, dan juga ingin sekali mematahkan perspektif dari setiap orang yang mengatakan, bahwasanya kopi itu hanya memiliki rasa pahit saja di dalamnya, akan tetapi kopi itu juga terdapat sebuah keberagaman rasa dan aroma yang berbeda-beda.

Tidak hanya itu saja yang akan mereka berikan, mereka pun juga ingin membangun sebuah pertemanan yang baru,dan juga sebuah relasi yang baru dengan para konsumen yang telah datang berkunjung untuk menikmati hasil seduhan kopi mereka.

Suasana santai sambil ngopi
Suasana santai sambil ngopi

Nah para penikmat kopi, ternyata si Tolu Coffee ini memiliki sebuah kisah menarik dan juga kisah yang menginspiratif  loh di dalamnya. Sehingga membuat saya menjadi kepo dan juga ingin sekali mewawancari secara dalam mengenai kedai kopi tersebut. Ingin sekali mengetahui mengenai kisah mereka yang sangat menginspiratif bagi saya dan juga khususnya bagi kalangan anak-anak muda, yang dimana ingin sekali membangun sebuah bisnis dalam keadaan umur yang masih muda.

Awalnya semasa kuliah dulu, hobi mereka bertiga adalah berkunjung ke sebuah kedai kopi untuk menikmati secangkir kopi, Entah itu ketika sedang dalam mengerjakan tugas kuliah, untuk saling berdiskusi bersama, untuk saling canda tawa bersama, dan juga saling mendapatkan sebuah relasi dan ilmu yang baru terhadap mereka.

“ TOLU COFFEE “ (Si kedai kopi kecil yang memiliki kisah menarik)
Pendiri TOLU COFFEE

Mas Suryo pun juga mengatakan. ”Menikmati secangkir kopi sudah menjadi layaknya rutinitas bagi kami agar untuk saling tetap berkumpul bersama. Agar hubungan silaturahmi kami tidak mudah putus begitu saja. Dan dengan kata lain, susah sekali untuk tidak menikmati kopi secara bersama. Bahkan dari segi untuk lembur mengerjakan tugas kuliah, saling berdiskusi,saling menuangkan ide-ide kreatif, dan hingga dari segi makan pun, pasti kami selalu bersama”.

Akan tetapi ketika mereka bertiga telah lulus dalam jenjang dunia perkuliahan, dan telah memasuki lingkungan kehidupan yang baru, yaitu dunia pekerjaan. Kini mereka bertiga pun telah menjadi status karyawan dalam sebuah perusahaan yang berbeda, ada yang bekerja di kantor akuntan public, dan juga ada yang bekerja di kantor konsultan pajak.

Nah dalam kehidupan baru mereka, disitulah hubungan mereka secara perlahan hampir memudar. Hampir memudar karena kesibukan mereka masing-masing,dan susah untuk saling bertemu antara satu sama lainnya.

Bekerja penuh bagaikan kuda, medapatkan jam pekerjaan yang selalu padat, membuat mereka terpaksa untuk kerja lembur dikantor, dan terkadang jadwal libur mereka pun terpakai untuk pekerjaan mereka. Sehingga mereka hanya bergantung kepada social media saja, yang dimana sebagai salah satu bentuk informasi mereka agar saling mengetahui keadaan mereka masing-masing mengenai kehidupan baru mereka.

Yang membuat mereka berkumpul kembali terhadap kehidupan baru mereka adalah, berkumpul kembali sambil menikmati secangkir kopi. Menikmati secangkir kopi untuk membahas kehidupan baru mereka masing-masing, dari membahas kisah yang penuh kebahagiaan dan juga membahas kisah yang penuh kedukaan.

Dan juga entah kenapa ketika hendak bertemu kembali sambil menikmati secangkir kopi, secara perlahan telah menapak tilaskan kembali kisah persahabatan mereka, yaitu kisah kehidupan persahabatan mereka semasa kuliah dulu yang penuh perjuangan kepercayaan, dan juga kepedulian antara sesama. Sehingga mereka bertiga pun berasumsi, bahwasanya kopi adalah, bagaikan sebuah tiang yang sangat kuat bagi mereka, kuat dalam artian untuk menyatukan ikatan persahabatn mereka kembali

Pada tahun 2013, itu adalah sebuah tahun yang dimana sedang boomingnya sebuah film yang membahas tentang kopi, film tersebut yang berjudul “Filosofi Kopi”. Dalam Film tersebut telah membahas mengenai jenis dan karakteristik biji kopi, membahas mengenai sebuah aroma dan rasa yang berbeda, membahas mengenai berbagai macam metode penyeduhan kopi, dan juga telah membahas sebuah bentuk proses dalam  membangun bisnis kedai kopi. Tidak hanya itu saja yang telah dibahas oleh film tersebut, akan tetapi juga diperlihatkan sebuah kisah hubungan persahabatan yang sangat kuat.

Nah ketika film tersebut telah ditayangkan di Indonesia, film tersebut telah menjadi sumber inspiratif bagi mereka bertiga. Menjadi sumber inspiratif bagi mereka karena, bahwasanya seorang karyawan perusahaan pun, juga bisa menjadi seorang pengusaha muda.
Dalam artian, tidak selalu terikat secara penuh dalam status karyawannya, terikat untuk saling berlomba-lomba dalam memperebutkan sebuah jabatan yang lebih tinggi. Dan akhirnya mereka bertiga pun saling sepakat untuk membuat sebuah janji kecil, yaitu adalah menjadi seorang pengusaha muda dalam membangun sebuah bisnis kedai kopi secara bersama.

Disitu saya pun mulai bertanya-tanya,kenapa sih lebih memilih ide untuk membangun usaha kedai kopi secara bersama?,dan kenapa tidak memilih untuk tetap bekerja sebagai karyawan perusahaan agar mendapatkan jabatan yang lebih tinggi?.

Dengan keputusan yang secara singkat, mereka bertiga pun mulai mengambil sebuah keputusan yang sangat berani. Mereka bertiga untuk saling sepakat terhadap keputusan tersebut, untuk melakukan pengunduran diri dari pekerjaan mereka secara bersama, yang dimana mereka bertiga saling beralih-alih untuk keluar dari zona nyamannya mereka yang sebagai status karyawan perusahaan, dan akhirnya untuk menjalankan sebuah bisnis kedai kopi yang mereka bangun secara bersama, yaitu “Tolu Coffee”.

Nama “Tolu Coffee” pun memiliki sebuah arti di dalamnya. Kata “Tolu” sendiri pun diambil dari bahasa daerah Batak, yang berarti sebuah angka 3, sehingga menjadi sebuah singkatan “ 3 orang pengusaha muda yang sedang menjalankan bisnis kedai kopi

Rizal Fachry Ramadhan