Halo sobat Gamers!

Siapa sih yang tidak kenal genre game “Battle Royale”? Yap! Genre yang satu ini sangat diminati para gamers diseluruh jagat raya. Dan tentunya hal yang terlintas dipikiran kita pada saat mendengar genre tersebut ialah Player Unknown Battleground atau yang sering disingkat dengan PUBG. Saat ini PUBG menempati posisi pertama dalam daftar game terlaris di dunia tahun 2017-2018, jangan kaget bahwa PUBG hanya membutuhkan kurun waktu sekitar kurang dari setahun untuk mengambil hati para gamers di dunia, sedangkan game strategy yang tadinya menduduki posisi pertama dengan nama DotA 2 ditinggalkan begitu saja oleh playernya. Sebelum kita membahas PUBG lebih dalam, yuk simak sejenak sejarah dari Battle Royale itu sendiri dan bagaimana PUBG bisa muncul dan menjadi game idaman para sobat Gamers diseluruh dunia.

Battle Royale sendiri bisa dibilang game survival, dimana kita harus membunuh satu sama lain antar player dan menjadi the last one standing yaitu pemain terakhir yang hidup. Yacontohnyaseperti film Hunger Games. Bedanya adalah Battle Royale ini diterjunkan dari pesawat dan mendarat di suatu pulau, setelah mendarat para player diharuskan untuk looting atau mengumpulkan peralatan untuk mulai perang. Dan yang menariknya lagi Battle Royale ini bisa dimainkan secara tim yang berisi maksimal 4 orang ataupun solo player.

Asal mula Battle Royale ini terinspirasi dari sebuah novel Jepang yang berjudul Battle Royale yang mulai diterbitkan pada tahun 1999 dan akhirnya dijadikan film atau manga pada tahun 2000, tentunya meraih kesuksesan luar biasa. Bercerita mengenai 40 siswa yang dikirim kesebuah pulau selama tiga hari untuk saling membunuh satu sama lain dengan tujuan bertahan hidup.

Sebenarnya pencetus pertama game genre Battle Royale adalah Day Z pada tahun 2013, yang dimana game ini memerintahkan kita untuk bertahan hidup dari zombie. Konsep game nya hamper sama dengan film Hunger Games dimana seluruh player didalamnya membentuk sebuah lingkaran dan ditengah mereka terdapat supply atau peralatan perang dan mereka harus saling berebut.

Brendan Greene adalah seorang player Day Z yang menggunakan user nickname Player Unknown. Seorang player yang berasal dari Irlandia dan sangat addicted memainkan game Day Z ini, kemudian ia terinspirasi untuk membuat sebuah mod atau modifikasi di beberapa game seperti Arma 2, Arma 3 dengan judul Player Unknown Battle Royale.

Setelah Arma 3, Greene alias Player Unknown akhirnya melisensikan hasil modifikasinya kepada perusahaan game yang bernama Daybreak dan bekerjasama sampai membuat game sendiri yaitu H1Z1: King of The Kill yang dirilis pada penghujung tahun 2014 lalu. Dan tentunya game ini menjadi game Battle Royale pertama yang mencapai kesuksesan secara melesat. Setelah itu Greene menerima email dari salah seorang produser Blue Hole Studio yaitu perusahaan game dari Korea Selatan yang dimana mengajak Greene untuk bekerjasama dalam membuat game dengan nickname yang ia pakai dalam bermain game yaitu Player Unknown Battleground alias PUBG. Disaat inilah keambisian Greene muncul untuk menciptakan game Battle Royale yang sesungguhnya di dalam game PUBG ini dan akhirnya game ini memasuki tahap early access dan beta version pada Maret 2017 lalu dan mencapai full version pada Desember 2017. Hasilnya seperti yang kita rasakan sekarang yaitu menjadi game terlaris sepanjang masa.

Kepopuleran PUBG ini jelas membuat seluruh developer game tertarik untuk membuat genre yang sama untuk dimasukan kedalam gamenya masing – masing. Salah satunya ialah Epic Games yang dimana mereka mencoba untuk membuat game Battle Royale yang berjudul Fortnite dan tentunya terinspirasi dari PUBG. Berbeda dengan PUBG yang dimana menjadi game berbayar, Fortnite menjadi salah satu game Battle Royale yang free to play atau gratis. Disitulah strategi marketing penjualan Epic Games dalam bersaing dengan PUBG. Hasilnya Fortnite mampu mendapatkan 40 juta player, dimana menjadi jumlah yang luar biasa. Namun produser PUBG yaitu Blue Holes Studio angkat bicara mengenai hal tersebut bahwa pihak dari Epic Games tidak pernah mengekspos jumlah playernya kepada pihak PUBG, melainkan pihak Epic Games sendiri mengatakan bahwa Fortnite berbeda jauh dengan PUBG dan memiliki cirri khasnya sendiri.

Kesuksesan PUBG dan Fortnite di PC ini menjadikan para Developer Game Mobile mengadaptasi game Battle Royale ini kedalam perangkat smartphone. Developer dari China yaitu China Net Ease bahkan sampai membuat 3 aplikasi game Battle Royale yang bernama Rules of Survival, Knives Out, dan Survival Royale. Di Indonesia sendiri game Rules of Survival dan Free Fire Battleground yang di developer-kan oleh Garena bisa dibilang sukses menjadi hits dan banyak dimainkan, tentunya dengan bantuan free to play alias gratis.

Akhirnya Greene muncul setelah mengetahui bahwa Developer Game Mobile mulai mengcopy game play PUBG kedalam perangkat smartphone. Kemudian ia selaku pencipta game PUBG mengatakan bahwa sebaiknya jika para developer terinspirasi dengan game PUBG jangan mencopynya begitu saja tetapi harus memiliki keunikan sendiri, kasarnya seperti modelnya boleh seperti PUBG tetapi untuk game play dan segala fitur didalamnya itu harus berbeda sejauh mungkin.

Setelah kejadian tersebut pada pertengahan tahun 2018 ini Brendan Greene bekerjasama dengan salah satu Developer Game Mobile di China yang bernama Tencent dimana mereka telah menyiapkan game PUBG versi mobile dan bersifat free to play. Tujuannya tentu saja untuk mengikuti tren genre Battle Royale saat ini dan kembali dinobatkan sebagai ‘Game Mobile Terbaik’ pada acara Golden Joystick Awards 2018.(Muhammad Rubben Fathir)