Perkembangan makanan di zaman sekarang semakin beragam, kreatif, dan tentunya membuat kita penasaran dengan berbagai inovasi yang bermunculan sehingga viral di media sosial, kalangan food vlogger, dan sebagainya. Topik ini juga dapat diterima oleh siapapun dan dari manapun entah dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, topik ini juga bisa mengangkat dan menyebarluaskan informasi tentang negara/daerah yang menjadi tempat munculnya makanan tersebut. Dalam artikel ini, kita tidak hanya akan membahas tentang makanan dalam kemasan tetapi juga hal-hal lain yang berkaitan dengan topik ini. Mari kita simak!

Jenis-jenis makanan dalam kemasan

Dari dulu sampai sekarang perkembangan inovasi dalam makanan tidak pernah bosan untuk diikuti. Tiap tahun tiap bulan pasti akan ada saja makanan baru bermunculan. Pasti kita pernah memakan makanan dalam kemasan seperti daging kornet, buah-buahan, kacang-kacangan, dan bahkan di era millennial saat ini, dessert, berbagai sambal, serta asinan rujak pun sudah mulai viral di media sosial. Mengapa banyak inovasi baru bermunculan? Karena banyak masyarakat Indonesia yang kreatif serta ada kemauan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, praktis, dan efisien. Lalu, mengapa makanan baru tersebut dapat cepat lnagsung viral? Karena berkat bantuan food vlogger di media sosial yang dapat mempromosikan dan membantu menaikkan produk tersebut. Di era sekarang, food vlogger menjadi salah satu konsumen penting bagi para owner/produsen karena selain dapat membuat makanan mereka viral, banyaknya peminat/pembeli juga menjadi salah satu keuntungan dalam bisnis ini.

Kelebihan dan kekurangan makanan dalam kemasan

Makanan dalam kemasan memang memudahkan kita, kita hanya perlu memanaskannya sebentar saja atau dimasukkan ke dalam kulkas agar tetap segar, kemudian kalian dapat langsung memakannya. Menghemat waktu, energi, dan tentunya tidak kalah enak dengan makanan yang diolah terlebih dahulu. Ini merupakan salah satu bentuk keuntungan yang ditawarkan makanan dalam kemasan. Dengan berbagai keuntungannnya ini, tidak heran mulai banyak orang memilih mengonsumsi makanan dalam kaleng/kemasan ini sebagai menu makanan mereka. Namun, apa akibatnya apabila mengonsumsi makanan dalam kemasan terlalu sering?

Sisi positif dari makanan dalam kemasan

Selain menghemat waktu, energi, praktis, dan juga enak. Makanan kaleng / kemasan memiliki sisi positif, yaitu makanan kaleng tidak kekurangan zat gizi. Protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K masih terkandung dalam makanan kaleng. Selain itu, jangan khawatir, beberapa makanan masih mengandung zat gizi yang lebih tinggi dari pada makanan biasa. Misalnya, tomat dan jagung, memiliki antioksidan yang lebih tinggi setelah melalui proses pemanasan. Sehingga tomat dan jagung mungkin memiliki lebih banyak antioksidan dari pada biasanya.

Sisi negatif dari makanan dalam kemasan

Makanan kaleng memang memiliki sisi positif. Apalagi untuk para traveller, makanan ini mudah dibawa kemana-mana, menghemat waktu, efisien, dan mudah dinikmati. Namun, dibalik sisi positifnya itu, makanan kaleng juga memilki sisi negatif.

  • Makanan kaleng ditambahkan garam dan gula

Garam, gula, dan pengawet biasanya ditambahkan pada makanan kaleng/kemasan. Bagi Anda yang sehat, hal ini mungkin tidak masalah jika dimakan dalam batas yang wajar. Namun, bagi Anda yang menderita penyakit tekanan darah tinggi maupun penyakit jantung. Makanan kaleng dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda karena umumnya makanan ini mengandung garam yang tinggi.

Kandungan gula yang terkandung pada makanan kaleng juga memiliki dampak berbahaya karena kelebihan gula dapat meningkatkan resiko penyakit diabetes dan penyakit jantung. Bagi Anda yang memiliki penyakit tersebut sebaiknya batasi bahkan jika bisa dihindari, makan makanan segar lebih baik bagi Anda.

Sebelum Anda membeli makanan kaleng, ada baiknya Anda melihat informasi nilai gizi yang ada. Perhatikan bahan-bahan yang terkandung didalamnya. Berapa jumlah natrium, kalori, lemak, serta zat gizi yang terkandung didalamnya.

  • Makanan kaleng mengandung BPA

BPA atau Bisphenol-A adalah bahan kimia yang terkandung dalam kemasan makanan dan kaleng. Penelitian menunjukkan bahwa BPA pada lapisan kaleng dapat berpindah ke makanan. Dan BPA yang masuk ke tubuh akan menimbulkan penyakit jantung, diabetes, bahkan kelainan fungsi seksual pada pria.

  • Makanan kaleng berisiko mengandung bakteri berbahaya

Clostridium bostulinum adalah bakteri berbahaya yang terkandung dalam makanan kemasan/kaleng yang tidak melalui proses dengan baik.  Mengonsumsi makanan kaleng yang mengandung bakteri ini dapat menyebabkan penyakit botulisme, di mana bakteri ini akan menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika tidak diobati. Untuk menghindarinya, penting bagi Anda untuk memeriksa kemasan kaleng sebelum membeli, jangan membeli makanan kaleng yang sudah rusak, contohnya kaleng menggembung, penyok, retak, atau bocor.

F. Keanant Mahresi D / 2101713323