Ada banyak motivasi untuk menurunkan berat badan, mulai dari motivasi positif hingga yang termotivasi setelah mendapat hinaan.

Saya akan menceritakan perjuangan menurunkan berat badan setelah gagal diet yang kesekian kalinya. Siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk kamu.

***

Halo, nama saya Lyvia. Umur saya 20 tahun. Sebelumnya aku menyimpulkan, diet itu gak bisa mandiri, mesti dibawah bimbingan seseorang, dan itu cukup makan biaya alias mahal. Oleh sebab itu aku malas diet sampai akhirnya aku mengumpulkan niat untuk diet pada akhir 2017 lalu, ketika libur kelulusan SMA. Dalam waktu 3 bulan, aku berhasil menurunkan berat badan sebanyak 10kg tanpa fitness maupun obat dan produk diet lainnya.

Apa yang aku rasakan ketika kelebihan berat badan?

Berat.. gak leluasa beraktifitas, bahkan gangguan kesehatan seperti kesemutan di kaki pada waktu duduk lama di lantai, juga rutin minum obat sakit kepala karena sering tiba-tiba merasa pusing.

Sebenarnya porsi makan ku masih tergolong normal. Tapi pola makan yang aku jalani selama ini tidak terkontrol dan tepat waktu. Aku juga tidak suka olahraga. Setiap pelajaran olahraga di sekolah aku dan teman-teman pergi ke kantin. Belakangan, aku sadar betul kalau diet kuncinya ada di pola makan, bukan hanya di porsinya.

Akhir tahun 2017, terjadi lonjakan berat badanku sampai 75kg dengan tinggi badan dibawah 160cm. Karena libur panjang aku tidak punya kegiatan selain makan dan tidur dirumah. Bahkan aku masih makan nasi padang di jam 9 malam, dan cemilan jam 11 malam. Akhirnya aku memantapkan diri untuk memasang resolusi berat badan harus turun!

Cara yang kepikiran pertama adalah melakukan puasa, sambil mencari literature sebanyak-banyaknya tentang program diet dari internet. Namun puasa yang aku jalani tidak bertahan lama karena tidak terbiasa melakukannya.

Akhirnya aku bertemu dengan seorang temanku yang sedang menjalani program diet. Dia berolahraga Zumba setiap hari, dibantu produk diet yang harganya tidak murah. Niat menurunkan berat badan yang tadinya telah padam, kembali menyala. Aku mendownload video-video Zumba dari internet untuk aku praktekan sendiri di rumah. Tadinya aku juga ingin membeli produk diet yang  dikonsumsi temanku itu, tetapi orang tuaku tidak mengizinkannya.

Aku memutuskan untuk mengganti nasi dengan oat meal yang berasal dari gandum dengan lauk 1 tahu rebus tanpa garam, kadang daging masakan dirumah juga aku makan. Intinya aku tidak mengkonsumsi nasi. Selama tiga bulan mengkonsumsi oat meal sambil berolahraga Zumba 3 jam sehari setiap malam, berat badanku turun sebanyak 10kg menjadi 65kg. Padahal aku masih sering ngemil gorengan, bakso dan lain-lain. Hanya saja aku mengatur pola jam makan, yaitu maksimal makan jam 7 malam.

Namun perjuangan tidak berhenti disitu saja. Untuk tetap menjaga kestabilan berat badan, pola makan yang aku terapkan selama diet harus dijadikan pola hidup. Jika tidak, berat akan kembali naik sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

Setelah masuk kuliah, pola hidup ku mulai tidak teratur. Makan tidak terkontrol dan tidak pernah berolahraga lagi. Alhasil berat badanku terus naik hingga kembali ke berat awal yaitu 75kg. Aku pun kembali melakukan diet, yaitu tidak makan nasi dan tidak makan malam juga didorong dengan olahraga setiap malam. Akhirnya berat badanku berhasil kembali ke 65kg dalam waktu tidak sampai 2 bulan. Kenapa lebih cepat? Karena 65kg sudah menjadi berat stabil badanku. Tapi bukan berat ideal ya.

“Biasanya ketika orang melakukan diet, dia akan mengalami fase plateau. Fase plateu terjadi ketika anda tidak lagi turun berat badan secara nyata meskipun anda telah makan sehat dan olahraga. Berat badan berhenti di angka yang seharusnya itu masih bisa turun lagi. Ini adalah normal. Semua manusia yang diet pasti mengalami hal ini. Saat masa plateau, lemak akan hilang diikuti dengan menghilangnya otot juga. Karena otot berkurang otomatis kalori yang dibakar sedikit”, ujar Jeffry seorang personal trainer di Jameson Gym, Meruya.

Menurut Jeffry, saat diet kadar air dalam tubuh hilang terlebih dahulu, baru kemudian lemak tubuh. Masalahnya saat kita kehilangan lemak, jaringan otot sebagian juga menghilang. Padahal semakin sedikit otot semakin lambat metabolisme dan semakin sedikit kalori yang terbakar (dengan aktifitas yang sama). Itulah sebabnya berat badan tidak turun-turun. Jadi bukan dietnya yang salah, juga bukan cara dietnya salah, tapi karena metabolisme di tubuh berubah.

Jadi apa yang harus dilakukan? olahraga ditambah, dari cuma senam ditambah dengan angkat beban dan menambah kadar protein dalam porsi kalori yg kita makan. Jadi kalau kalian diet dan berat badan tidak turun-turun, saranku bukan mengurangi kalori lagi. Kalian akan kelaparan. Angkat beban dan menambah kadar protein dalam porsi kalori kita, akan membentuk massa otot lebih banyak. Jadi metabolisme meningkat lagi. Dan berat badan akan turun kembali.

Sekarang berat badanku bisa turun lagi ke 63kg. Memang angka nya tidak jauh dari sebelumnya, tapi bentuk badan akan terlihat perbedaannya dibandingkan dengan sebelumnya lho, karena aku mengurangi lemak dan menambah massa otot dengan angkat beban. Tapi perjuanganku belum selesai disini saja, berat idealku adalah 56kg hehe.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi kalian yang ingin melakukan diet, ayo kita diet bersama, SEMANGAT!

Berliana Lyvia Vanessa