Zaman sekarang, teknologi sudah menjadi bagian besar dalam kehidupan semua orang. Dengan bantuan teknologi, kita dengan mudah dapat mengakses informasi-informasi baru. Baik informasi seputar sosial, politik, hingga berita-berita tidak penting seperti gossip. Teknologi juga memudahkan kita untuk berkomunikasi kepada satu sama lain. Kalau diibaratkan, teknologi bisa mendekatkan yang jauh.

Salah satu dampak teknologi yang sangat besar adalah komunikasi. Dengan bantuan teknologi, kita bukan lagi dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh, tapi dapat pula mengakses informasi mengenai mereka. Sekarang, kita hanya memerlukan smartphone dan social media untuk mengakses semua informasi tentang orang lain. Social media juga menjadi strategi branding diri kita kepada orang lain. Hal ini dikarenakan kita dapat mengkontrol semua informasi tentang diri kita di social media sehingga mendapatkan kesan yang baik dari orang lain.

Hal ini yang memicu cyber bullying. Cyber bullying merupakan segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui internet. Dengan informasi-informasi yang didapatkan dari social media, kita dengan mudah menghakimi orang lain. Teknologi, yang memudahkan akses informasi juga membebaskan kita untuk beropini kini sudah disalahgunakan oleh orang banyak. Mereka menganggap bahwa “opini” mereka merupakan opini yang layak, walau pada realitanya menyakiti orang lain.

Cyber bullying sendiri dipicu dari kebebasan beropini yang merajalela. Dengan adanya sebuah kebebasan, maka tidak adanya aturan yang tertulis mengenai hal tersebut. Dengan begitu, ketidakaturan tersebut dimanfaatkan oleh berbagai macam oknum untuk menghina dan mencaci maki apa yang mereka lihat di social media. Hal ini yang membuat cyber bullying dengan mudah merajalela.

Dampak Cyberbullying

Dampak dari cyber bullying ini bermacam-macam. Mulai dari korban yang merasa tidak percaya diri, disusul dengan depresi yang berkepanjangan. Cyber bullying ini sendiri memiliki dampak yang tentunya berkepanjangan. Dengan social media, self-esteem seseorang sudah sebagian besar ditaruh di social media tersebut. Hinaan yang ada dalam social media otomatis membuat mereka berpikir mengenai self-esteem atau kepercayaan diri mereka.

Depresi yang berkepanjangan juga menjadi dampak besar cyber bullying. Setelah merasa tidak percaya diri, korban akan merasa bahwa mereka tidak layak hidup. Untuk apa? Hal ini yang memicu depresi. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan orang-orang di social media itu benar sehingga mereka berpikir tidak ada yang menganggap dia orang yang baik. Padahal, yang mereka lihat di social media belum tentu berupa kebenaran.

 

Penindaklanjutan Cyber Bullying

Oleh karena itu, beberapa oknum dan pemerintah mulai berupaya untuk menindak lanjuti cyber bullying ini sendiri. Dari mulai kampanye anti cyber bully, pembahasan dampaknya di social media, hingga adanya undang-undang yang melarang penghinaan di social media. Hal ini merupakan upaya-upaya besar yang dapat dilakukan oleh oknum-oknum yang sekiranya berdampak besar di lingkungan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat mulai sadar bahwa jari mereka dapat membunuh jiwa banyak orang, jadi mereka harus lebih hati-hati saat mengutarakan sesuatu.

Namun, ada hal-hal kecil yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat biasa. Yaitu dengan cara berpikir sebelum menuliskan sesuatu. Mana tau bila apa yang kita utarakan dapat menyakiti orang lain. Karena pada hakikatnya, semua manusia memiliki rasa. Kita hanya perlu peka untuk mengetahui mana yang menyakiti orang lain dan mana yang dapat menjadi hiburan. Karena sebenarnya, kedua hal tersebut memang berbeda tipis

 

Husen Hibaturrahman