(Sumber : Art work by Mapala yapma, www.mapalayapma21.blogspot.com)

Indonesia memiliki alam yang luar biasa indah, maka sudah wajar banyak orang yang ingin menjelajahi keindahan alam tersebut, kita bisa melakukannya dengan datang ketempat wisata alam yang tersedia di masing-masing daerah di Indonesia, menulusuri sungai, pantai, menyelam di laut, dan khususnya mendaki gunung. Mendaki gunung menjadi aktivitas yang digemari banyak orang terutama kaum muda, terlebih lagi munculnya film pada tahun 2012 yang berjudul 5 CM yaitu film yang menceritakan lima sahabat mendaki gunung Semeru. Hal tersebut membuat aktivitas mendaki gunung menjadi sebuah “trend” yang mana membuat banyak orang ingin mendaki gunung.

Mendaki gunung menjadi sebuah trend, bukan berarti mendaki gunung adalah sebuah aktivitas yang mudah dan tidak membutuhkan pengetahuan. Tetapi walaupun demikian banyak orang yang melakukan aktivitas mendaki gunung hanya bermodal keinginan, beberapa dari mereka tidak melihat resiko yang mungkin terjadi dan menyiapkan perlengkapan seadanya. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang telah terjadi di Indonesia seperti hilangnya pendaki saaat melakukan pendakian, hingga terjatuhnya seorang pendaki ke kawah gunung karena ingin mengambil foto di puncak Garuda gunung Merapi pada tahun 2015 lalu.

Pendaki tersebut bernama Eri Yunanto seorang mahasiswa berumur 21 tahun, Eri terjatuh ke kawah Merapi saat ingin turun dari tebing bekas puncak Garuda. Eri turun dari tebing namun tebing pijakan di kaki kanannya runtuh yang mengakibatkan Eri terjatuh ke kawah Merapi dan merenggut nyawanya, semua berawal karena Eri ingin mengambil foto diatas tebing tersebut, mengabadikan suatu momen adalah hal yang baik tetapi kita juga harus melihat kondisi dan kemungkinan yang terjadi serta resiko yang dapat kita ambil. Eri adalah salah satu contoh dari banyak kasus yang terjadi saat pendaki malakukan akftivitas pendakian. Hal tersebut terjadi bukan karena akibat alamnya, tetapi karena kecerobohan manusia itu sendiri yang tidak melakukan perjalanan sesuai dengan standar operasiaonal yang baik.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, www.tempo.com)

Inilah yang membedakan pecinta alam dengan penikmat alam. Mencintai dan menikmati alam adalah dua hal yang berbeda, seseorang yang ingin menejelajahi alam Indonesia karena ia mencintai alam itu sendiri berbeda dengan seseorang yang menjelajahi alam karena ingin menikmatinya. Pecinta alam adalah seseorang yang berkegiatan di alam bebas dan tetap mengikuti standar operasional yang baik, pecinta alam menggunakan alam sebagai media pembelajarannya karena tanpa kita sadari kita dapat belajar banyak hal melalui alam seperti belajar mengatur waktu, belajar untuk menghargai antar sesama, belajar rasa syukur dan masih banyak lagi. Dengan alam kita dapat belajar darinya serta menikmati keindahannya. Selain menikmati keindahan alam itu sendiri seorang pecinta alam juga tetap menjaga dan melestarikan lingkungan alam tersebut.

Karena jika kita mencintai sesuatu kita akan melakukan apapun untuk menjaganya termasuk menjaga alam tersebut agar tetap lestari, tidak meninggalkan sampah saat mendaki, mengambil dan merusak tumbuhan langka, ataupun mencoret coret bebatuan yang ada digunung seperti kebanyakan yang telah dilakukan oleh para pendaki. Pendaki yang melakukan hal hal tersebut bisa kita sebut sebagai penikmat alam, karena mereka hanya menikmati alam yang tersedia saja tanpa merawat dan menjaganya. Mereka berkegiatan di alam bebas dengan sesuka hati mereka tanpa memperdulikan dampak dari apa yang mereka perbuat.

Dan hal lain yang membedakan antara pecinta alam dengan penikmat alam adalah persiapan mereka sebelum melakukan kegiatan. Seorang pecinta alam akan mempersiapkan segala sesuatunya sesuai standar perjalanan, mulai dari fisik, mental, pengetahuan terkait tempat yang mereka tuju, peralatan pribadi, obat-obatan, peralatan pendakian, hingga persiapan kemungkinan terburuk termasuk kemampuan survival atau bertahan hidup hal ini penting agar kita siap dengan segala kondisi yang mungkin akan terjadi terhadap kita agar kita bisa bertahan jika tersesat.

Sedangkan seorang penikmat alam, mereka biasanya tidak terlalu memikirkan tentang hal-hal tersebut, jika mereka melakukan aktivitas mendaki gunung yang mereka pikirkan hanyalah untuk mencapai puncak dan sebagai ajang pamer. Mereka tidak memikirkan apa yang layaknya pendaki yang baik pikirkan seperti persiapan yang matang dan memikirkan resiko yang mungkin akan terjadi. Karena hal tersebut banyak kasus kasus pendaki yang menjadi korban saat melakukan kegiatan di alam bebas selain pendaki yang menjadi korban, alam kita sendiri juga menjadi korban karena kerusakan kerusakan yang telah diperbuat oleh manusia yang berpikiran sempit tersebut.

Maka dari itu sebagai manusia yang baik dan mencitai alam, sudah seharusnya saat melakukan kegiatan di alam bebas, kita mempersiapkan segalanya dengan matang, baik dari alat, perencanaan perjalanan, fisik, dan juga mental. Semuanya harus kita persiapkan demi keselamatan kita masing-masing. Tanamkan tujuan kita dengan baik bahwa kita melakukan kegiatan di alam bebas dengan rasa syukur atas keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan dan kita akan terus menjaga dan merawatnya, tidak hanya sekedar menikmatinya saja.

Sarah Gina Nadhifa