Lembaga Rating TV Nasional

Rating adalah sebuah acuan untuk menilai, apakah sebuah acara menarik untuk ditonton banyak orang, atau tidak. Rating ini digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan apakah sebuah acara dianggap layak untuk terus ditayangkan, atau harus dihentikan. Di Indonesia, lembaga pemeringkat (rating) program televisi adalah Nielsen Audience Measurement Indonesia. Nielsen melakukan perhitungan rating dan share sebuah program televisi, dan hasil dari perhitungan tersebut kemudian menjadi acuan kesuksesan program televisi.

AGB Nielsen Media Research (AGBNielsen) adalah perusahaan yang kini menyelenggarakan survei kepemirsaan TV atau TV Audience Measurement (TAM) di 10 kota di Indonesia, dan merupakan bagian dari penyelenggara survei global kepemirsaan TV di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. AGB Nielsen merupakan kelompok perusahaan gabungan (joint venture) dari dua perusahaan riset TV terkemuka di dunia, yaitu AGB Group (beroperasi di sekitar 30 negara) dan Nielsen (beroperasi di sekitar 70 negara), yang berpusat di Eropa (Switzerland dan Italia). Di Indonesia, AGB Nielsen merupakan penyelenggara survei kepemirsaan TV yang ke-empat (setelah SRI, ACNielsen, dan Nielsen Media Research).

Nielsen Company merupakan salah satu lembaga survey kepemirsaan terbesar di dunia. Lembaga ini telah bekerja sama dengan lebih dari 100 negara di dunia, dan hasil ratingnya telah digunakan oleh sekitar 30 negara di dunia mulai dari Afrika Selatan, Korea Selatan, hingga Australia.

The Nielsen Company mengambil alih 100% kepemilikan AGB Nielsen Media Research pada November 2008. Sebagai bagian dari penggabungan dengan The Nielsen Company, “AGB Nielsen Media Research Indonesia” berganti nama menjadi “Nielsen Audience Measurement Indonesia”. Nielsen Audience Measurement Indonesia telah menyediakan informasi dan pelayanan untuk TV/Koran/Majalah/Radio ke para pemilik media dan industri periklanan sejak 1976 dan pelayanan TAM sejak tahun 1991.

Analisis Rating TV di Indonesia

Selama ini program televisi di Indonesia hanya mengacu kepada jasa hasil lembaga rating program televisi. Parameter kepemirsaan perogram televisi di Indonesia hanya ada satu yakni, Nielsen Audience Measurement Indonesia. Karenanya, hasil rating dari Nielsen kemudian menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah program televisi yang dirujuk oleh media televisi, pengiklan, dan masyarakat Indonesia.

Rating menjadi sebuah tolak ukur tersendiri bagi setiap pelaku industri pertelevisian untuk meningkatkan keuntungan dari perusahaan. Hasil rating yang tinggi pada sebuah program televisi, akan mengundang banyak minat iklan yang artinya masuknya pendapatan bagi media televisi. Sementara itu, tayangan yang memiliki rating tinggi seringkali merupakan tayangan yang tidak ramah bagi anak-anak dan tidak mendidik. Program televisi kemudian dianggap mengabaikan kualitas dan mengagungkan rating.

Ada permasalahan atas rating dan program siaran televisi, maka, perlu untuk melakukan perbaikan terkait dengan hal itu. Pelaku media televisi swasta, hidupnya tergantung pada iklan, dan sifatnya komersial. Maka, para praktisi media sebaiknya memperbaiki program siaran televisi, yang selain memiliki rating yang tinggi, juga berusaha memasukkan unsur-unsur edukasi.

Akademisi komunikasi, alangkah baiknya, jika mendorong dan membuat penyadaran, baik kepada masyarakat maupun media, untuk membuat program televisi yang berkualitas. Akademisi, juga berupaya untuk menawarkan lembaga penelitian kepemirsaan independen, yang dapat menjadi acuan lain, yang akhirnya dapat mendorong  program yang edukatif di masa yang akan  datang.

Perlu ditambahan pada mata kuliah jurusan broadcasting, yaitu tambahan materi yang mengandung pengelolaan program siaran televisi, dengan berlandaskan pada idealisme. Dan alangkah baiknya, jika para akademisi, segera menyusun rencana pelaksanaan dan pengawasan program siaran di berbagai media di Indonesia. Laskarko Patria (D5521 / BN0002269260)