photo 1 (6)

22/06. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengemukakan betapa sulitnya menanggulangi Radikalisme di dunia maya dibandingkan mengatasi Pornografi. Hal tersebut disampaikan Rudiantara pada seminar komunikasi yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) DKI Senin, 22 Juni 2015 di Museum Nasional Jakarta.

Menurut Rudiantara, Pornografi mudah diidentifikasi sehingga mudah untuk diblok keberadaannya sementara radikalisme yang berkaitan dengan terorisme biasanya terselubung. Pemblokiran situs terkait terorisme kemudian membuat dirinya dianggap sebagai anti islam. Padahal menurutnya, pemblokiran situs hanya berdasarkan permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pada seminar bertajuk ?Bahaya Prostitusi Online dan Narkoba Melalui Media Sosial: problematika, pencegahan dan pemberantasan? Rudiantara mempertanyakan informasi mengenai banyaknya pengunduh pornografi di Indonesia yang menempatkan Indonesia sebagai pengunduh pornografi ke-2 terbanyak dunia. Meski mempertanyakan data tersebut, namun Rudiantara mengakui pemberantasan pornografi di dunia maya maupun media social tidak bisa sukses 100%. (IP)

photo 2 (6)