KU KLUX KLAN KONSEP BISNIS MAHASISWA MARCOMM ALAM SUTERA

Oleh: Faza Alifziano (1601260030)

Ravan Health dan Ku Klux Klan akhirnya terpilih oleh juri sebagai kelompok yang mewakili jurusan Marketing Communication Universitas Bina Nusantara (Universitas Binus). Ravan Health dan Ku Klux Klan adalah sebuah judul iklan komersial yang dibuat sendiri secara mandiri oleh beberapa mahasiswa MarComm Binus Alam Sutera sebagai bagian dari project Idea Fest yang mewakili jurusan mereka. Idea Fest yang berarti festival ide pertama kalinya ini diadakan oleh Universitas Bina Nusantara itu sebagai bagian acara untuk mengembangkan ide bisnis para mahasiswa, dimana kelak mereka diharapkan menjadi entrepreneur saat sudah lulus dari UBinus. Setiap jurusan mengirimkan tiap pesertanya kepada panitia. Untuk kelas LB51, kelas saya, dosen kami memilih tiga kelompok yang dinilai baik untuk mewakilkan kelas kami. Tanpa disangka ternyata dari tiga kelompok yang diajukan, ada dua kelompok yang terpilih oleh panitia sebagai perwakilan dari kelas kami, LB51 Marketing Communication.

Sungguh, terpilih menjadi salah satu peserta Idea Fest merupakan kesempatan dan hal diluar dugaan kami. Sebab teman kami di kelas lain tidak ada satu kelompoknya yang dipilih oleh panitia untuk mewakili kelas mereka dalam festival itu. Meski awalnya konsep awal projek kami adalah tugas dari kelas praktikum Radio and Television Broadcasting Production namun bukan tidak mungkin kelak bila memungkinkan menjadi usaha kami setelah lulus kuliah.

Projek kelompok kami sendiri, kami beri judul Ku Klux Klan. Ku Klux Klan merupakan usaha percetakan kaos (T-shirt) dari salah satu anggota kelompok kami. Maka produknya itulah yang kami angkat menjadi tema projek iklan komersial kami. Konsep projek iklan komersial kami sendiri adalah sebuah advertising agency. Sehingga kami menawarkan jasa bagi perusahaan untuk membuat iklan dari produk mereka. Iklan yang kami buat dalam festival itu bukanlah iklan televisi, melainkan radio. Meski demikian kami optimis bahwa ilmu yang kami dapat dan sedang kami pelajari saat ini akan berguna kelak bagi masa depan kami.

Di dalam satu kelas terdapat dua juri yang akan memberikan komentar, masukan dan penilaian. Di kelas saya ada Bapak Gatot Hendra Prakosa, Bapak Desman Hidayat dan Bapak Indra Prawira. Sedangkan peserta yang hadir di dalam satu kelas ada 4 kelompok.

Akhirnya saya masuk menuju ruang kelas, kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah kelompok dari jurusan SI (Sistem Informasi). Mereka mempunyai idea bisnis perusahaan branding, bisnis ini telah mereka jalankan dan mempunyai klien dari kalangan mahasiswa. Kemudian di lanjutkan oleh kelompok teman sekelas saya, mereka mempunyai ide bisnis periklanan. Di lanjutkan dengan kelompok saya, mengenai perusahaan advertising. Di karenakan saya hanya perentasi sendiri, maka saya mengajak rekan saya dari jurusan lain untuk membantu saya mengoperasikan komputer.

Satu persatu slide saya jelaskan, di mulai dari pengertian iklan hingga iklan yang telah di buat dengan rekan – rekan kelompok. Saya menjelaskan konsep iklan komersil yang merupakan salah satu iklan dari produk rekan sekelompok saya. Sempat terlihat wajah kebingungan dari penonton tentang apa produk yang sebenarnya saya iklan kan, namun saya memberitahukan bahwa produk yang di iklankan bukan merupakan sesuatu yang penting di bandingkan konsep ide dari sebuah iklan yang telah di buat. Kemudian saya menjelaskan iklan yang kedua, yaitu iklan layanan masyarakat atau Public Service Announcement (PSA) . Konsep iklan ini kami pilih karena kepedulian kami terhadap tertibnya berlalu lintas, maka kami memilih judul Don’t Drive When You Get Drunk. Selain itu iklan ini dapat saya jual kembali kepada pemerintah atau pihak terkait yang bersangkutan dengan tata tertib dalam berlalulintas. Saya memberikan contoh singkat kepada penonton tentang apa itu iklan layanan masyarakat, mereka merespon dengan beberapa ekspresi yang berbeda. Ada yang masih ganjal mendengar iklan yang saya jadikan contoh tersebut.

Setelah menjelaskan panjang lebar, saya melihatkan bisnis model kanvas tentang perusahaan advertising yang saya buat kepada penonton dan para juri. Lalu saya memutarkan hasil konsep yang telah di buat untuk menguatkan persepsi audiens tentang iklan yang di buat.

Tidak terasa saya berbicara panjang lebar di depan para penonton dan juri tentang konsep iklan yang telah saya dan kelompok saya buat. Sampai juga ke sesi tanya jawab, saya mempersilahkan audiens dan para juri untuk memberikan pertanyaan. Namun setelah saya mempersilahkan, tidak ada satupun yang angkat tangan untuk mengajukan pertanyaan. Sehingga saya langsung mengevaluasi diri dari persentasi tersebut dan bertanya – tanya. Dan saya pun berasumsi, mereka tidak mengangkat tangan untuk bertanya karena persentasi saya jelas, atau mereka memang tidak tahu – menahu sama sekali? Tapi hal tersebut tidak membuat saya menyerah, dan saya dapat memetik beberapa pengalam berharga di dalam kejadian ini.

Bertanggung jawab merupakan salah satu sikap yang saya pelajari dari kejadian ini. Dan saya bersyukur, tidak hanya tanggung jawab yang dapat saya pelajari melainkan keberanian untuk presentasi secara individual di depan audiens yang saya belum ketahui sebelumnya. (mds)

3